DKM Baiturrahim Blindas Kembalikan Fungsi Masjid ke Zaman Rasulullah

TRANSINDONESIA.CO – Ketika banyak para Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau pengelola masjid menggunakan uang masjid untuk mempermegah masjid. Halnya, DKM Masjid Baiturrahim Blindas, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, justru menggunakan uang jamaah untuk membenahi jamban atau toilet jamaahnya.

Pada Ahad (13/9/2020), jamaah Masjid warga Dusun Blindas berbondong-bondong membenahi toilet atau sarana MCK (Mandi, Cuci dan Kakus) milik Mbah Paliyem di RT 02 Dusun Blindas, Pracimantoro. Warga yang berjumlah puluhan orang, baik tua ataupun muda itu dengan gotong royong membongkar bangunan dan membangun baru.

Sebelum kegiatan benah-benah MCK, para jamaah Masjid Baiturrohim setiap hari melaksanakan rapat kecil untuk membagi-bagi tugas, siapa yang adzan, siapa yang imam dan siapa yang bertugas ceramah. Selain rapat pembagian tugas para peserta rapat menceritakan atau melaporkan permasalahan warga dan mencari solusinya.

Muh Kholil Kholil Khoirudin Sholeh mengusulkan untuk membenahi sarana MCK warga yang sudah tidak layak pakai. “Kondisinya sudah tidak layak pakai, hampir roboh dan tidak ada atap.

Hal tersebut disampaikan kholil dalam rapat seminggu sebelum pelaksanaan kegiatan.

Wiyono S.Pd selaku Ketua Ta’mir Masjid memutuskan untuk membuat program benah-benah rumah atau sarana MCK Warga. “Coba kita akan carikan solusinya dan membuat rencana anggaran biayanya,” kata Wiyono dalam rapat.

Dalam waktu dua hari pembangunan sarana MCK warga rampung. “Program Masjid Baiturrahim Blindas benah-benah MCK jamaah. Alhamdulillah penggalangan dana renovasi MCK anggaran 3 juta terpenuhi kurang dari 4 jam, semoga Allah SWT mengganti dengan yang lebih baik,” ungkap Kholil yang juga tokoh pemuda Dusun Blindas.

Disaat dana umat terkumpul, sudah seharusnya peran masjid memberikan solusi kepada warga sekitar. Masjid bukan menara gading yang angkuh. Di zaman Rasulullah dan beberapa generasi setelahnya, Masjid Nabawi adalah rumah bagi para gelandangan dan pemuda bujangan.

Uang infak yang dikumpulkan masjid harus segera disalurkan untuk menjadi amal kebajikan yang terus mengalir, bukan dipendam dan hanya untuk merias dan menjadikan mewah masjid.

Dimana masjid ketika ada orang-orang miskin terlilit utang? Dimana masjid ketika ada orang-orang menggelandang di atas gerobak dan di emperan toko? Dimana masjid ketika ada anak-anak putus sekolah? Dimana masjid ketika ada keluarga yang kelaparan dengan anak-anak kecilnya yang kekurangan asupan gizi? Dimana masjid ketika ada orang-orang sakit keras namun tak mampu berobat? Mari kembalikan peran masjid seutuhnya!.[Reporter: Aris Yulianto]

Share