Affandi Realitas Kehidupan dalam Ekspresi Karya Rupa

TRANSINDONESIA.CO – Banyak yang mengenal Affandi sebagai maestro seni rupa Indonesia. Karya karyanya sarat demgan makna kehidupan yang dituangkan dalam pelototan pelototan dan goresan goresan ekspresi dari tangannya.

Affandi pernah mengatakan, “Kuasailah realisme setelah itu engkau bebas ke mana saja”.

Ini menunjukkan jangan mengabaikan teknis atau gaya realis, bisa saja dari sketsanya. Karena dasar dari realisme ini akan mampu menguatkan ke arah gaya manapun bahkan abstrak sekalipun. Kekuatan karya Affandi dapat dilihat dari teknik ekspresi garis dan warna yang kesemuanya menyatu dalam karya yang mampu menunjukkan adanya jiwa. Kedalaman akan karya karya Affandi begitu kuat tatkala dikaitkan dalam humanisme maupun cipta rasa karsa dan karya.

Memahami Affandi dapat dimulai dari hidup kehidupan dan gaya hidupnya. Kesederhanaan  seorang Affandi patut diteladani. Bahkan sikap rendah hati dan menolong pun ia tunjukkan dalam belas kasihnya yang membiarkan pemalsu karyanya dengan ucapan sederhana namun dalam maknanya, “mereka juga butuh makan”.

Bisa dibayangkan seorang maestro pelukis besar namanya yang dihormati bahkan diagungkan sikap rendah hati welas asihnya muncul spontan. Tidak ingin menghakimi apalagi menuntut ini itu. Affandi seorang yang bersahaja mungkin saja alasan mengapa dirinya bersikap demikian karena Affandi seringkali melukis tema tema kemanusiaan. Penghayatan Affandi akan hidup dan kehidupan begitu dalam terlihat dalam karya karyanya.

Affandi tak juga ingin nronjol nronjol, aji mumpung apalagi nggege mongso. Affandi tetaplah Affandi sosok yang sederhana. Ia tidak mengada ada atau diada adakan, lihat saja tema tema dari lukisannya. Dari potret diri hingga kuliner ia lukiskan. Kehidupan petani, nelayan penyabung ayam gunung pantai lautan semua secara spontan dilukis dalam kejujuran apa yang dia lihat rasakan dan hasratnya diolah melalui imaji dan ekspresi jiwa.

Kepiawaian mengolah warna untuk obyek obyek karyanya menjadikan suatu kekuatan kedalaman penghayatan sang maestro. Konsep konsep akan karya Affandi seringkali dijelaskan dalam hal yang di luar dugaan bahkan mengkoprolkan harapan si penanya.

Affandi menjelaskan gaya pelototan dan cakar ayam melalui tangannya karena kuasnya hilang. Melukis adu ayam sebagai dampak menonton film kungfu dsb. Affandi mengatakan dirinya tidak secerdas Picasso apalagi Salvador Dali, namun pengakuan itu bukan tanpa makna, itulah kecerdasan seorang Affandi yang tidak ambisius. Karyanya sudah membuktikan kemaestroannya. “Karya lebih kuat dan nyata dari kata kata“.

Pengenalan Affandi sebagai maestro seni rupa Indonesia sudah diajarkan sejak jaman dahulu hingga sekarang. Para guru kebanyakkan mengajak para murid menghafal semata namun jarang diajarkan apa hebatnya apa kuatnya atau apa luar biasanya sang maestro.

Apa yang dapat digali dari seorang Affandi hampir juga tidak diajarkan. Seni bukan sekedar hafalan atau untuk dikenal nama tanpa memahami makna akan karyanya. Affandi memiliki reputasi luar biasa yang harus terus diperjuangkan untuk masuk dalam inspirasi seni rupa dunia. Karya karya Affandi merupakan catatan sejarah rentang waktu seni rupa. Tidak semua harus mengekor seni barat dari tradisi Indonesia dapat ditemukan karya karya seni modern yang memiliki karakter keIndonesiaan dan bukan jiplakan atau intil-intilan dari barat. Kegigihan politik dengan kewarasannya akan menjadi pilar bagi masuknya ranah seni rupa Indonesia dalam kancah seni rupa dunia.**

Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment