Lindungi Lanjut Usia Dalam Perseteruan Manusia vs Covid-19

TRANSINDONESIA.CO – Kasus positif virus Covid-19 di Indonesia menembus 1.000. Itu tidak sampai 2 minggu setelah Bapak Presiden mengumumkan 2 kasus positif pertama Indonesia pada 2 Maret 2020.

Bung Denny JA, mengingatkan berdasar kutipan Newscientist “50 juta manusia akan mati. Sebanyak itukah yang kau pinta wahai Corona?”. Asli kutipannya “could the new coronavirus really kill 50 millions people worldwide?”.

Tentu menjadi mungkin jika manusia kalah cerdas dan tanpa konsep mengatasi virus unik ini.
Banyak pelajaran dari kisah wabah yang memilukan dimasa yang lalu.

Perseteruan dan lomba pacu ketahanan Antigen (virus) dengan Antibody/Imunitas (Manusia) sudah dimulai sejak 10 Januari 2020, sejak kasus positif pertama dilaporkan dari Wuhan, China.

Hari ini hampir 750.000 orang telah, sedang dan sudah berpacu.
Hasil pacu kekuatan dilaporkan dari infografis WHO bahwa 35.000 orang lebih harus berhenti karena meninggal. 143.000 lebih dinyatakan menang (sembuh) dan hampir 30.000 orang dalam krisis.
Ini memang pacuan tanding yang sangat berat, sekalipun angka kegagalan/kematian rendah (4,7%).

Pertarungan ini memberikan gambaran kepada kita betapa sesungguhnya sang Virus Covid-19 TIDAK KUAT (bisa dikalahkan imunitas), RENTAN (bisa lumpuh karena sabun), MUDAH MATI (karena desinfektan), BERUMUR PENDEK(jika imunitas manusia lebih kuat).
Epidemiolog menyebut bahwa angka kesembuhan mencapai 97 %.

Lansia Waspada

Jika angka kematian dilihat perkelompok usia terlihat trend yang jelas bahwa semakin berusia lanjut maka kemungkinan kematian semakin besar.
Pada usia 0-6 tahun angka kematian mendekati 0 %, karena usia ini sampai 13 tahun imunitasnya relatif terbaik.

WHO dan CDC melaporkan bahwa pada usia pra-lansia (50-59 tahun) angka kematian hampir 2 %, usia 60-69 tahun 4 % dan terus naik menjadi 8 sampai 15 % pada usia diatas 70 tahun. Semakin tinggi lagi probabilitas (comorbidities) kematian jika mengidap penyakit jantung, diabetes, penyakit paru, asma dan atau kanker.

Ini sejalan dengan kaidah alami dan fisiologi manusia, semakin bertambah usia semakin rentan. Hampir semua fungsi organ dan gerak menurun, diikuti dengan menurunnya imunitas dan daya tahan.

Tentunya ini juga dipengaruhi pola hidup, budaya dan disiplin orang di tiap Negara.

Harus diakui negara kita bukanlah negara dengan kualitas kesehatan yang baik.

Jumlah kasus kita pada urutan ke-37 dari 199 Negara yang terpapar virus (1.414 kasus, hari ini bertambah 129 positif), dibawah Thailand (1.524 kasus) hingga tertinggi Amerika Serikat (142.781 kasus yang dalam sehari bertambah 17.000 lebih).

Jumlah kematian kita urutan ke-17. Dengan kematian 122 orang (8,6%) dan sembuh 75 org (5,3%).

Ada anomali disini, jika di level Global sembuh 5 X kematian, Indonesia sebaliknya kematian 1,6 X jumlah sembuh.

Risiko kematian tinggi global terjadi diatas 50 tahun, di Indonesia diatas 40 tahun.

Karenanya, dalam pertarungan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Juli 2020, dengan jumlah terpapar sangat amat banyak dan kematian yang sangat banyak, diperhitungkan 80 % dari kematian berada pada kelompok usia pra-lansia dan lansia. Hal ini terbukti dari Konperensi Pers di BNPB 19 Maret 2020, dimana juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Virus Covid-19 Dr.Achmad Yurianto melaporkan 24 dari 25 kematian berusia 40 tahun keatas (96 %).

Pak JK mengkhawatirkan trend ini, sehingga beliau selaku Ketua Umum PMI mengajak Pimpinan Organisasi keagamaan seperti MUI, PGI, KWI, PHDI, Walubi dan Matakin serta DMI, untuk bergerak cepat bersama relawan muda lintas agama melakukan desinfektanisasi puluhan ribu rumah ibadah semua agama. Beliau menyadari bahwa jamaah yang datang kerumah ibadah itu, umumnya berusia diatas 40 tahun dan tidak sedikit yang berusia diatas 70 tahun.

Beliau juga mengharapkan rumah ibadah memanfaatkan pengeras suaranya mensosialisasikan kebijakan Pemerintah dan memberi pesan-pesan kesehatan.

TIPS CEGAH SEBAR VIRUS COVID-19 PADA LANSIA

Ada banyak Tips atau kiat bagi Lansia agar ikut serta cegah penyebaran virus Covid-19.
Saya ingin mengutip kiriman WA dari Ibu Dr.Erni Tjahjo Kumolo (Mantan Ketua Umum PKK Pusat) yang beliau kutip dari Antara bersumber dari Boldsky, yakni :

(1).Untuk sementara tidak melakukan perjalanan keluar rumah.
(2).Jauhi pertemuan sosial, termasuk pertemuan Posyandu/BinaKeluargaLansia bulanan
(3).Tidak menerima kunjungan cucu. Ini cukup berat tapi masuk diakal karena cucu bisa sebagai carrier tanpa tanda apapun, mereka sangat imun.
(4).Tunda pemeriksaan rutin ke Dokter. Ini juga berat, kecuali sangat mendesak, hubungi dulu melalui telepon.
(5).Beralih ke pertemuan virtual.  Rasa sendiri, kehilangan kehangatan rekan seusia bisa mengganggu kejiwaan/mental. Disini keluarga agar membantu menghubungkan dengan rekannya melalui sambungan Skype, Video call, zoom, dll.
6).Ajarkan kebersihan diri, juga kepada pengasuh. Jaga kebersihan barang yang digunakan.
(7).Larang kunjungan ke rumah jompo. Rumah jompo tempat kumpulan orang sangat rentan virus.
(8).Jangan berkompromi dengan rutinitas harian mereka seperti ibadah tepat waktu, tidur tepat waktu, olahraga, makan, sosial (komunikasi dengan gawai/Hp) juga tepat waktu. Jangan ubah, supaya nyaman.
(9).Cukup tidur, malam 6-8 jam dan siang 2 jam. Boleh meningkatkan imunitas dengan Suplemen vitamin dan olahan herbal sehat.

INGAT pesan Presiden RI Bapak Jokowi agar “tetaplah dirumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah di rumah”. #Dirumahsaja.

Peran Bagi Keluarga

Dr.Hasto Wardoyo,Sp.OG (Kepala BKKBN) menganjurkan agar setiap keluarga membangun Keluarga Berkualitas dengan merajut kasih sayang dan perhatian kepada lansia.

Lansia akan merasa lebih bahagia bila hidup dalam lingkungan keluarga yang saling melayani, merawat dan melindungi.

Dari lingkungan seperti itulah, hadir LANSIA TANGGUH, yaitu seseorang atau kelompok lanjut usia yang sehat fisik, sosial dan mental, disamping aktif, produktif dan mandiri.

Kini bhakti kita dituntut memberi perhatian, perlindungan dan kasih sayang kepada Ayah/Ibu, Aki, Kakek, Nenek, Eyang, Opa, Oma, Ompung, Mbah tersayang.
Kesibukan telah menyita semua waktu dan energi kita, sehingga perhatian kepada orang tua nyaris tidak ada, bahkan kita lupa kapan terakhir kita menyapa ayah dan ibu, juga kakek dan nenek, yaitu ayah dan ibu dari ayah dan ibu kita.

Saatnya Keluarga menjadi “The best Care Giver in the world”

Terima kasih corona, selamat jalan corona

Walau engkau merepotkan, kami mengucapkan terimakasih padamu Corona, engkau mendekatkan kami semakin penuh kasih, disiplin, beribadah dan mengerti Kesehatan.

Selamat jalan Corona 🦠 dan jangan kembali lagi.

Jakarta Sunter, 30 Maret 2020, 21.00 WIB (ditulis sembari Zoom Meeting dengan rekan-rekan untuk memperkuat upaya kesehatan).

Oleh : Dr.Abidinsyah Siregar (Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes RI/ Mantan Deputi Bidang ADPIN BKKBN/ Mantan Kapus.Promkes Depkes/ Waka TimNas Pencegahan Virus Covid-19 PP DMI/ Pendiri web.GOLansia.com).

Share