Aksi Solidaritas Peduli Muslim India di Tugu Jogja
TRANSINDONESIA.CO – Puluhan ormas islam yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Muslim india menggelar aksi Solidaritas untuk Muslim India di Tugu Jogja, Ahad (1/3/2020). Aksi bertemakan ‘Solidaritas Peduli Muslim India’ ini bertujuan untuk mengecam penindasan terhadap muslim di India pada Rabu (26/2/2020) lalu waktu setempat, yang mengakibatkan sedikitnya 42 umat muslim tewas akibat kerusuhan di New Delhi.
Koordinator aksi, Noufal mengungkapkan, aksi kali ini adalah aksi solidaritas kepedulian kepada muslim di India yang tengah mengalami penganiyaan, bahkan sampai pembunuhan.
“Hingga saat ini tercatat 42 meninggal dunia, dan lebih dari 200 luka-luka setelah umat Hindu melakukan perusakan dan penganiyaan terhadap umat muslim di sana,” ungkapnya saat orasi.
Tidak hanya penganiayaan, masjid sebagai tempat ibadah juga turut dibakar masa yang pro UU Anti Muslim. “Al Quran juga turut dibakar, dan rumah-rumah orang muslim di New Delhi, India juga turut dijarah dan dirusak masa,” tambah Noufal.
Selain orasi-orasi penyampaian sikap dari masing-masing ormas, aksi juga diwarnai dengan penggalangan donasi kepedulian yang hasilnya akan disalurkan kepada muslim India yang tengah didera konflik horisontal tersebut.
Organisasi dan komunitas yang hadir pada aksi ini adalah, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), Rumah Zakat, Syam Organizer, Jamaah Salahuddin UGM, FSLDK Yogyakarta, Front Jihad Islam, Duta Palestina, IKADI DIY, Komunitas Pelajar Peduli (KPP), Yuk Ngaji, Yuk Peka, Aman Palestin, dan Salimah.
Seperti yang dikabarkan, kerusuhan yang terjadi di New Delhi, India merupakan imbas dari disahkannya UU Anti Muslim oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang kemudian mendapat penolakan keras dari umat muslim di India.
Penolakan terhadap UU tersebut di ungkapkan dalam bentuk demonstrasi, di lain sisi masyarakat India yang mayoritas Hindu juga melakukan demonstasi mendukung UU tersebut.
“Rabu (26/2/2020) lalu demonstrasi memuncak dan kerusuhan tidak bisa dihindarkan, sehingga banyak terjadi penganiyaan terhadap muslim di India yang statusnya adalah minoritas,” tutup Noufal. [Nasrudin]