TRANSINDONESIA.CO – Oleh: Dr. Astriana B. Sinaga – Direktur LKSP
Perbincangan mengenai kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta kembali ramai. Penyebabnya muncul usulan dua nama baru sebagai pendamping Anies Baswedan.
PKS dan Gerindra sebagai partai pengusung Anies-Sandi pada Pilkada DKI 2017 akhirnya mengusulkan dua nama baru. Pertama Nurmansjah Lubis atau Bang Ancah, politisi PKS. Kedua, Ahmad Riza Patria politisi Gerindra.
Usulan ini disampaikan PKS dan Gerindra kepada Anies pada 21 Januari 2020. Sejak itu, perbincangan terkait Wakil Gubernur DKI Jakarta kembali ‘memanas’.
Kursi Wagub yang ditinggalkan Sandiaga demi nyalon wakil presiden menjadi drama berkepanjangan. Proses panjang seleksi calon wakil gubernur mulai dari fit and proper test, pengajuan resmi ke Anies dan DPRD berlarut-larut di DPRD periode lama.
Musababnya Gerindra ogah-ogahan dengan dua nama kader PKS Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto yang resmi diajukan oleh Anies ke DPRD. Gerindra sebagai partai pengusung nampaknya tidak rela kursi wagub yang dulunya diduduki kader mereka, beralih ke PKS. Drama bertele-tele pun terjadi.
Kini setelah DPRD Provinsi DKI Jakarta periode baru terbentuk, publik sedikit menemukan titik terang. Ada kompromi yang terjadi sehingga yang diajukan bukan dua kader PKS tapi satu kader PKS dan satu kader Gerindra. Bolanya kini di tangan Anies dan DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Melihat Respons Warganet dan Media
Menarik melihat harapan masyarakat muncul saat dua nama baru diumumkan. Hal ini tercermin dari peningkatan respons warganet dan media daring terkait isu Wagub DKI Jakarta.
Monitoring di media sosial yang terdiri dari Facebook, Instagram, Youtube, Twitter, Blog dan forum serta media arus utama daring periode 26-31 Januari 2020 menunjukkan temuan menarik.
Perbincangan isu Cawagub DKI Jakarta sudah mencapai 62,57 juta akun/viewer. Dari jumlah tersebut perbincangan kepada sosok Cawagub DKI Nurmansjah Lubis mencapai 33,30 juta akun/viewers lebih besar dari Ahmad Riza Patria yang menjangkau 29,27 juta akun/viewers.
Dari sisi tren pemberitaan/perbincangan warganet periode 26-31 Januari 2020 kepada Nurmansjah Lubis atau Bang Ancah meningkat sebesar +76,30 persen, sedangkan tren kepada Ahmad Riza patria menurun sebesar -41,49 persen. Media yang mendapat perhatian dari warganet adalah twitter dan media arus utama.
Sementara dari perhitungan faktor reputasi skor (Social Reputation Score/SRS) volumen dan sentimen menyebutkan penilaian positif lebih besar dibandingkan sentimen netral dan negatif kepada Cawagub DKI Jakarta. Ahmad Riza Patria mendapatkan 51,68 persen dan Nurmansjah Lubis sebesar 51,26 persen.
Tren SRS pemberitaan/pemberitaan warganet kepada Ahmad Riza Patria menurun -3,05 persen dan Nurmansjah Lubis juga turun -,3,67 persen.
Data ini menarik kita baca. Bahwa publik kembali antusias dengan isu Wagub DKI Jakarta. Pemberitaan terhadap Nurmansjah Lubis lebih tinggi dibandingkan Ahmad Riza Patria menjadi temuan menarik. Ahmad Riza Patria adalah politisi Gerindra yang cukup kerap dikutip media. Dia juga saat ini menjabat menjadi Anggota DPR RI.
Berbeda dengan Nurmansjah Lubis yang mantan Anggota DPRD DKI Jakarta dan kini lebih getol dengan profesi sebagai barista kopi.
Modal awal yang dimiliki Ahmad Riza Patria ternyata bisa disaingi oleh Nurmansjah Lubis yang seolah-olah namanya muncul tiba-tiba.
Dari pantauan di media daring, yang intens mengangkat isu Cawagub DKI adalah detik.com, merdeka.com, tempo.co, mediaindonesia.com, kompas.com, liputan6.com, vivanews.com, akurat.co, kumparan.com dan media lain.
Di media arus utama nama Ahmad Riza Patria lebih kerap muncul. Selain anggota DPR RI, Riza tercatat juga memiliki banyak jabatan seperti Ketua DPP Bidang Pemerintahan dan Politik, lalu Sekretaris Badan Pengawas dan Disiplin, dan Anggota Badan Seleksi Organisasi Gerindra. Maka wajar namanya kerap menghiasi media.
Sebaliknya di Twitter, hastag Bang Ancah jauh mendominasi. Nama panggilan dari Nurmansjah Lubis ini menjadi top hastgah di Twitter pada isu Wagub DKI Jakarta. Publik yang mendorong nama Bang Ancah bisa masuk di perbincangan warganet sebagai respons spontan agar warganet lebih mengenal Nurmansjah Lubis.
Tren Pencarian
Data pelengkap juga diambil dari Google Trend untuk melihat tren pencarian di mesin pencari milik Google untuk tiga kata kunci, Wagub DKI Jakarta, Nurmansjah Lubis dan Ahmad Riza Patria rentang 4 Januari-1 Februari 2020.
Pencarian Wagub DKI Jakarta sudah muncul sejak 5 Januari dengan muncul skor 22 dan cukup landai hingga tanggal 17 Januari.
Begitu juga pencarian Ahmad Riza Patria dengan skor paling tinggi 21. Yang menarik nama Nurmansjah Lubis belum muncul sama sekali dalam pencarian hingga di 21 Januari 2020. Pada tanggal 21 Januari saat pengumuman usulan dua nama Cawagub DKI, pencarian Nurmansjah Lubis mencapai skor 100, lebih tinggi dari Ahmad Riza Patria dengan skor 81 dan Cawagub DKI dengan skor 19.
Setelah pengumuman itu berturut-turut nama Nurmansjah Lubis muncul dalam pencarian dengan skor lebih tinggi dari Ahmad Riza Patria di beberapa tanggal.
Dari sini kita bisa melihat dari 4 Januari-20 Januari 2020, Ahmad Riza Patria muncul di pencarian karena modalnya sebagai Anggota DPR RI. Sementara pada periode yang sama nama Nurmansjah Lubis sama sekali tidak muncul.
Baru pada pengumuman dua nama tersebut sebagai Cawagub, pencarian keduanya mengalami lonjakan tinggi dengan skor Nurmansjah Lubis melebihi Ahmad Riza Patria. Publik menjadi kepo dengan sosok Nurmansjah Lubis yang mungkin baru mereka dengar dan kenal. Rasa kepo warganet ini terus bertahan hingga isu Cawagub DKI mulai menurun pada 1 Februari 2020.
Secara regional, warganet dari enam provinsi yang mengikuti isu Wagub DKI Jakarta terbesar. Pertama dari DKI Jakarta sendiri. Pencarian di DKI seimbang antara Nurmansjah Lubis dan Ahmad Riza Patria sebesar 48 persen. Di Provinsi Jawa Barat Ahmad Riza Patria sedikit memimpin di angka 43 persen dan Nurmansjah Lubis 41 persen.
Di Sumatera Utara penuh dikuasai oleh Nurmansjah Lubis 100 persen. Sebaliknya, Ahmad Riza Patria merajai Sulawesi Selatan dan Banten dengan 100 persen.
Di Jawa Tengah, angkanya berimbang Nurmansjah Lubis 50 persen dan Ahmad Riza Patria 50 persen.
Sementara di Jawa Timur nama Nurmansjah Lubis tidak muncul, hanya terpantau kata kunci Ahmad Riza Patria 45 persen dan Wagub DKI Jakarta lebih tinggi dengan 55 persen.
Dari data regional kita bisa melihat bukan hanya warga DKI Jakarta saja yang mengikuti isu Cawagub DKI Jakarta. Seluruh provinsi di Jawa ditambah Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan menjadi penyumbang terbesar warga yang mengikuti isu ini.
Hal ini menunjukkan jika isu Cawagub DKI Jakarta bukan hanya dianggap penting oleh warga DKI Jakarta tetapi juga masyarakat di beberapa provinsi besar. Antusiasme besar dari publik Indonesia terhadap isu Wagub DKI Jakarta ini harus dijawab oleh DPRD Provinsi DKI Jakarta untuk memilih Wagub DKI Jakarta baru pengganti Sandiaga Uno.
Besarnya antusiasme warganet ini juga sekaligus sebagai mata pengawas dari publik kepada DPRD Provinsi DKI Jakarta agar melakukan proses pemilihan secara transparan dan jauh dari kata transaksional. Dan tentu saja publik enggan di-PHPin lagi seperti sebelumnya dengan drama pemilihan Wagub DKI yang terlalu lama hingga sampai digugat di Mahkamah Konstitusi.,**