Religi Seni : Tradisi Benda Tak Benda Membangun Masyarakat Sadar Wisata

TRANSINDONESIA.CO – Membangun pariwisata seringkali hanya disentuh hal hal yang benda/tangible, sedangkan yang tak benda atau intangible tidak di sentuh bahkan dilupakan. Yang intangible inilah esensi yang mendasar dan menjadi pilar bagi pariwisata untuk selalu ada kebaruan yang mencerahkan, menyenangkan, mententeramkan dan membuat sesuatu baru dan ada rasa kerinduan.

Tahun 2020, dapat menjadi momentum membangkitkan pariwisata yang berkaitan dengan hal spirit dan menyentuh hal hal yang intangible dengan menggerakkan berbagai aktifitas literasi seni budaya melalui gerakan moral dan gerakan mencerdaskan kehidupan atau membangun rekayasa sosial, dan sebagainya.

Tema tema yang diangkat dapat dibuat secara tematik sehingga dapat tergambarkan apresiasi kepada leluhur nenek moyang seniman, budayawan, para tokoh dan pejuang pejuang seni budaya dan kemanusiaan.

Membangun masyarakat sadar wisata yang benda maupun tak benda bukan semata mata untung rugi atau sebatas wujud home stay atau cafe atau yang lain, walau bisnis itu yang nampak dan paling mudah dilakukan (walaupun faktanya juga sulit)

Membangun literasi seni budaya melalui sentuhan yang tak benda dapat dianalogikan  mentransformasikan isi buku yang mampu mencerahkan dan mencerdaskan. Tatkala warga masyarakat telah memiliki kesadaran maka mereka dapat menjaga dan mengapresiasi apa saja  termasuk perjuangan perjuangan yang telah, sedang dan akan kerjakan dalam religi seni tradisi bahkan teknologi.

Hal yang mendasar termasuk juga pemikiran pemikiran bagaimana membangun dan memperjuangkan hidup tumbuh dan berkembangnya wadah dan gerakan moral kemasyarakatan agar literasi seni budaya yang tangible atau  kebendaan dan intangible/tak benda dapat dikembangkan sebagai berikut :

1. Pelestari seni tradisi di era kontemporer
2. Membangun ikonik seni tradisi dan religi dlm bentuk ikonik seperti wayang komik kartun dan kepahlawanan
3. Sanggar seni dan budaya
4. Aktifitas penyeimbang alam dan kehidupan melalui berbagai gerakan moral dalam social engineering
5. Pustaka religi seni dan tradisi
6. Galeri karya karya seni, patung, ukir, dan lukis
7. Wadah kegiatan komunitas komunitas melalui panggung tradisi seni dan religi
8. Home stay
9. Cafe atau restauran
10. Art shop and galery, serta lainnya.

Apresiasi terhadap pergerakkan komunitas komunitas untuk membangun dan menggerakkan spirit membangkitkan nilai nilai kemanusiaan melalui berbagai kegiatan, religi, seni, tradisi, komuniti, hobi, dan teknologi yang memberi efek luas ke masyarakat dalam menghidupkan berbagai destinasi pariwisata.

Cipta karsa karya dalam hal tangible maupun intangible memerlukan kurator yang handal sehingga mampu mengemas memaknai dan memarketingkannya. Berbagai aktifitas, religi, seni, tradisi, hobbi, komuniti, dan teknologi dalam berbagai kemasan acara dan kegiatan dibangun dalam bentuk festival.

Disinilah peran pemerintah, akademisi, pengusaha atau sektor bisnis media dan masyarakat untuk bermitra sehingga ada kekuatan baru, dan masyarakat mengerti, memahami dan mampu mengapresiasi atau berusaha akan yang tangible dan intangible.

Beberapa hal yang dapat dibuat dalam mendukung literasi seni budaya :

1. Buku buku seni budaya tradisi dan religi
2. Film panjang maupun dalam durasi singkat
3. Performance art
4. Booklet atau leaflet
5. Sosialisasi
6. Membangun pilot project
7. Pameran
8. Lokakarya
9. Membuat perpustakaan dan musium atau pusat studi yang berkaitan dengan religi, seni, tradisi, hobi, dan sebagainya. ***

[Chryshnanda DL]

Share