Internet Diblokir, Warga Papua Hanya Bisa Telepon dan SMS

TRANSINDONESIA.CO – Masyarakat Papua dan Papua Barat bertahan dengan telepon dan SMS untuk berkomunikasi jarak jauh setelah pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) masih melanjutkan pemblokiran terhadap akses internet di Papua dan sekitarnya hingga Selasa (27/8).

Salah seorang warga Jayapura, Papua, Emanuel Gobay, mengatakan akses internet dari layanan seluler maupun Wifi secara umum tidak bisa digunakan. “Solusinya, kami menggunakan telepon dan SMS biasa. Sebab semua bentuk komunikasi yang berbasis internet, baik email maupun media sosial tidak bisa digunakan,” ujar Emanuel saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (27/8).

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua itu mengatakan akses internet mulai dibatasi sejak 19 Agustus lalu. Kemudian, secara bertahap pembatasan meningkat menjadi pemblokiran akses internet untuk layanan seluler.

Adapun layanan internet menggunakan Wifi di sebagian besar wilayah diblokir sejak Senin (26/8) malam. Atas kondisi tersebut, kata dia, masyarakat umum dan para pekerja kesulitan mengakses informasi berbasis internet.

“Kalau untuk di rumah Wifi susah diakses. Di kantor kami punya Wifi tapi tidak aktif. Tetangga saya dan kawan-kawan rekan kerja saya pun mengeluh sulit mengakses internet. Jadi secara umum Wifi dan provider tidak bisa. Tapi Kemarin saya dapat informasi masyarakat harus ke kantor Telkomsel untuk bisa mengakses internet,” kata Emanuel.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpunnya, saat ini ada sejumlah daerah di Papua yang mengalami kesulitan akses internet. Daerah tersebut yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Biak, Kabupaten Nabire, Kabupaten Timika, Kabupaten Merauke. Kemudian di Papua Barat, kondisi serupa pun terjadi di Kota Manokwari, Kabupaten Sorong dan daerah di pinggiran Manokwari.

“Baik lewat provoder maupun Wifi tidak bisa, ” ujarnya.

Sebelumnya, Kemenkominfo masih belum mengetahui kapan akan membuka blokir akses internet di Papua. Pemblokiran layanan data atau internet di Papua akan berlangsung sampai situasi dan kondisi yang benar-benar normal.

Plt. Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu mengatakan berdasarkan evaluasi yang dilakukan pihaknya dengan aparat penegak hukum masih beredar informasi hoaks dan rasialisme. Berita bohong tersebut dikhawatirkan justru akan kembali membuat suasana di Papua kembali panas.

“Kemenkominfo mengimbau warganet di seluruh Tanah Air untuk tidak ikut mendistribusikan dan mentransmisikan informasi elektronik yang masih diragukan kebenarannya,” kata dia, Senin (26/8).[ROL]

Share
Leave a comment