Mer-C Menganggap Aneh Banyaknya Petugas KPPS yang Meninggal

TRANSINDONESIA.CO – Anggota Presidium Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, Arief Rahman, mempertanyakan klaim KPU bahwa para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal akibat kelelahan. Alasannya, secara natural, orang yang lelah biasanya tidur.

“Kelelahan berakibat kematian kalau korban tidak memiliki penyakit berat menjadi pertanyaan,” kata Arief saat dihubungi VIVA, Senin, 6 Mei 2019.

Arief mengakui bila korban mempunyai riwayat penyakit jantung, darah tinggi kronik, tekanan darah naik sehingga menjadi stroke, pendarahan, memang lain. Jika itu yang terjadi, dia bisa memaklumi.

“Tapi kalau kelelahan tanpa yang lain-lain perlu kita buktikan. Apalagi yang terbaca, dari distribusi korban ada korban-korban berusia muda di bawah 40 tahun, belum masuk kategori mereka yang punya penyakit kronik,” tegasnya.

Arief menegaskan bahwa lembaganya berniat menelusuri, mulai dari waktu kejadiannya, kapan para korban itu meninggal. Dia menuturkan proses penghitungan dimulai pasca-pencoblosan pada 17 April 2019.

“Itukan tanggal 17 di TPS, 18 naik berjenjang, dari kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota. Di tingkat mana saja korban-korban itu terjadi,” katanya.

Arief menegaskan hampir tidak mungkin jika faktornya cuma karena kelelahan. Terlebih, korban timbul di pihak keamanan atau kepolisian bukan hanya petugas KPPS.

“Padahal mereka sudah berpengalaman, bertugas di bawah tekanan, bermalam-malam kok,” ujarnya.

Dibanding Pemilu 2014, lanjut Arief, korban meninggal tidak terlalu signifikan. Lagipula, pemilu di Indonesia juga tidak dalam situasi konflik, berbeda di negara-negara yang demokrasinya baru mulai seperti di Afrika.

“Korban timbul karena bentrok langsung antara kedua kubu, berhadap-hadapan. Ini kita relatif menjalankan secara normal, lancar,” tuturnya.

Arief juga mengkritik sistem yang diterapkan KPU. Dia menilai panitia seperti tidak peduli terhadap kondisi yang terjadi. Di satu sisi, proses penghitungan jalan terus sementara di sisi yang lain korban meninggal jumlahnya naik terus.

“Idealnya dalam kondisi ini, pilihannya setop atau ganti. Kalau semuanya lelah, meninggal setop dong atau petugas dirotasi,” katanya. [VIVA]

Share