Pakai Kredit, Sri Mulyani Dorong Eksportir Ekspansi ke Afrika

TRANSINDONESIA.CO –Pemerintah mendorong perusahaan domestik berani ekspor ke negara-negara nontradisional di Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Hal itu dilakukan untuk mengurangi defisit pada transaksi berjalan.

“Kami melihat pertumbuhan ekonomi di negara Asia Selatan seperti India, Bangladesh itu cukup tinggi. Afrika juga diperkirakan sebagai kawasan yang akan terus berkembang,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai menyaksikan penandatanganan perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor melalui National Interest Account (NIA) antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan PT Wijaya Karya Tbk (Wika) di Jakarta, Rabu (27/3).

Sri Mulyani mengungkapkan ekspor tidak harus berupa produk manufaktur, tetapi bisa juga ekspor jasa seperti jasa konstruksi.

Jika perusahaan Indonesia bisa masuk lebih dulu ke negara nontradisional, maka Indonesia bisa mendapatkan tempat yang lebih kompetitif.

“Saya berharap perusahaan di Indonesia semakin meningkatkan kemampuan untuk hadir di pasar internasional,” ujar Sri Mulyani, dikutip dari laman cnnindonesia.com.

Pemerintah telah memberikan dukungan untuk pembiayaan ekspor melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 787/KMK.08/2017 sebagaimana telah diubah dalam KMK Nomor 1/KMK.08/2019 tentang Penugasan Khusus kepada LPEI untuk Mendorong Ekspor ke Negara Kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Salah satu perusahaan yang memanfaatkan fasilitas tersebut adalah perusahaan konstruksi Wika.

Hari ini, LPEI dan Wika menandatangani perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor melalui National Interest Account (NIA) Proyek Pembangunan 3.950 unit rumah bersubsidi (logement) di Aljazair.

Proyek tersebut terdiri dari pembangunan 1.700 unit rumah di Baraki dan El-Harrach wilayah Algier dan 2.250 unit rumah di Ain Defla dan Khemis Miliana di wilayah Bilda.

Dengan difasilitasi oleh LPEI, Wika juga menggandeng PT Intergra Indocabinet Tbk dalam pengadaan furnitur untuk proyek pembangunan logement tersebut.

“Ini merupakan bentuk ekspor jasa konstruksi ke negara yang dianggap non tradisional. Dengan Aljazair kita memiliki neraca perdagangan yang negatif karena Aljazair merupakan negara pengekspor migas yang cukup penting di dunia,” ujarnya.[CNN]

Share