Korban Banjir Bandang Mamuju Bersihkan Rumah
TRANSINDONESIA.CO | MAMUJU – Warga korban banjir bandang di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, pada Sabtu sore terlihat mulai membersihkan rumah mereka.
“Kami terpaksa membersihkan rumah kami dengan alat seadanya karena tidak ada bantuan dari pemerintah. Mestinya, pemerintah mengerahkan alat berat untuk membantu kami sebab selain lumpur, material yang dibawa banjir bandang adalah kayu-kayu berukuran besar,” kata seorang warga korban banjir bandang di Lingkungan Makkarama Arpandi, Sabtu 8 Maret 2019.
Warga tersebut mengatakan, banjir bandang yang menerjang tersebut membawa material lumpur hingga setinggi 70 sentimeter di dalam rumahnya. “Bahkan ada juga rumah warga yang lumpur di rumahnya mencapai satu meter. Jadi, kalau tidak ada perhatian dari pemerintah kami akan sangat kesulitan membersihkan rumah kami,” tutur Arpandi.
Banjir bandang yang melanda kawasan Kelurahan Kampung Baru di Kecamatan Kalukku tersebut juga merusak Pasar Makkarama.
Dari pantauan pada Sabtu sore terlihat, tumpukan kayu dan lumpur yang terbawa banjir bandang sejak Kamis (28/2) terlihat masih berserakan di kawasan Pasar Makkarama. Beberapa pedagang terlihat berupaya membersihkan material yang terbawa lumpur tersebut menggunakan alat seadanya.
“Kayu berukuran besar serta lumpur yang hampir satu meter sangat sulit dibersihkan hanya menggunakan alat seadanya. Kami bersama pedagang lain dan warga sudah berupaya membersihkan material yang dibawa banjir bandang tersebut tetapi tidak bisa maksimal,” ujar salah seorang pedagang Pasar Makkarama, Andi Suprapto. “Jadi, kami berharap pemerintah bisa membantu kami dengan mengerahkan alat berat untuk membersihkan pasar,” tambahnya.
Sementara itu, tumpukan material, baik lumpur maupun kayu bekas material yang terbawa banjir bandang juga terlihat memenuhi jalan poros antarprovinsi di kawasan Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju. Akibat tumpukan material yang dibawa banjir bandang itu, jalan poros yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Barat dengan Provinsi Sulawesi Tengah tersebut macet.[ANT]