Ustadz Somad Ungkap Pertemuan dengan GNPF Ulama

Menekankan pilihan utama PS (Prabowo Subianto)-Habib Salim

Ustaz Somad.[IST]
TRANSINDONESIA.CO | JAKARTA – Ustadz Abdul Somad membenarkan adanya pertemuan antara ia dan perwakilan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama di Palembang, Sumatra Selatan, pada Jumat (3/8) lalu.

Dia mengungkapkan, diskusi yang sempat terjadi masih seputar rekomendasi Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional. Seperti diketahui, konferensi yang digelar pada 27-29 Juli 2018 lalu itu merekomendasikan namanya sebagai seorang bakal cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto.

Namun, dalam perjumpaan terbaru itu, lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) ini masih bertahan pada opsi menolak maju di Pilpres 2019. Alhasil, dia kembali menegaskan dukungan terhadap pasangan alternatif dari ijtima tersebut, yakni Prabowo dan Salim Segaf al-Jufri sebagai capres dan cawapres RI.

“(Hasil pertemuan) menekankan pilihan utama PS (Prabowo Subianto)-Habib Salim,” kata Ustadz Abdul Somad saat dihubungi, Sabtu (4/8) malam.

Trans Global

Menurutnya, ketua majelis syura PKS itu lebih pantas diajukan sebagai pasangan bagi ketua umum Partai Gerindra tersebut untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dia pun memberi sinyal bersedia bila suatu waktu diminta mengampanyekan Prabowo-Salim Segaf jelang pesta demokrasi tahun depan.

Bagi lulusan S-2 Darul Hadits (Maroko) tersebut, duet dua tokoh ini menyimbolkan persatuan nasional yang seimbang dalam mewakili unsur-unsur kebangsaan. Di antaranya, Prabowo sebagai sosok prajurit nasionalis, sedangkan Salim Segaf merepresentasikan ulama yang keturunan Rasulullah SAW.

“Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama; (antara) Jawa dan non-Jawa, (antara) nasionalis-religius plus barokah darah Nabi SAW dalam diri Habib Salim,” sebut peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 itu.

Walaupun banyak pihak mendorongnya maju selaku calon wakil presiden (cawapres), Ustadz Abdul Somad bergeming. Dai yang kini berusia 41 tahun itu lebih ingin konsentrasi pada dunia dakwah dan pendidikan Islam, alih-alih terjun ke politik praktis.

 

Sumber: Repbulika

Share