Propaganda, Proxi dan Provokasi Masuk dalam Tempurung

TRANSINDONESIA.CO – Memanusiakan manusia yang seutuhnya merupakan tujuan utama bagi hidup dlm kelompok dari keluarga hingga berbangsa dan bernegara.

Memanusiakan manusia bisa saja dikatakan keluar dari keterbelengguan atau lepas dari tempurung, melihat sesuatu tidak hanya dari satu sisi namun dari banyak sisi sehingga dapat menikmati dan mengapresiasi.

Keluar dari tempurung bukanlah hal mudah. Di dalam tempurung itu banyak aturan norma hingga moralitas yang juga tanpa sadar mengungkung atau mengabarkan dan mengajarkan kebahagiaan dalam tempurung. Siapa berani mengkritik atau melawannya?

Ilustrasi

Membuka jendela merupakan mimpi bagi kemajuan dan semakin manusiawinya manusia.  Keterpurukan di dalam tempurung membuat captive mind yang membutakan keberagaman. Keterbatasan wacana membuat introvet tertutup pada perbedaan.

Ada yang sepaham dengannya dianggap salah bahkan dosa. Apa yang diketahuinya ya itu-itu saja. Saking kupernya happy bila menyalahkan dan melecehkan. Namun jangan sekali-kali membalasnya maka ia akan cepat tersukut dan ingin meledakannya.

Tak heran bila cita-cita luhurnya adalah melabur pelangi dan terumbu karang dilautan. Walaupun diperingatkan bahwa itu suatu yang ditutupi tetap saja dilakukan. Dan yang mengherankan dianggap sebagai suatu perjuangan. Memang don kisot di jaman sekarang banyak sekali dilakukan. Walau dianhgap suatu ketololan namun tetap saja dipaksakan.

Menyeragamkan pemikiran, ide dan mematikan kreatifitas serta inovasi terus saja dihembuskan walau harus dengan provokasi dan kebencian. Sadar atau tidak apa yang dilakukan ini menggiring kembali masuk dalam tempurung untuk memuaskan dan bahagia di dalamnya. Tidak lagi peduli akan manusia yang seutuhnya, tak sadar apa yang dilakukan telah merusak peradaban yang penting senang menang dan persetan orang susah karenannya.[CDL]

Share