Rampai Ramadhan: Kenali Skill Ruhani

TRANSINDONESIA.CO – oleh: DR.H.Muhammad Iqbal Irham.

Hanya tinggal beberapa jam lagi kita akan memasuki, Ramadhan bulan mulia penuh ampunan, bulan tempat diturunkannya Al-Qur’an. Inilah bulan penuh berekah yang didalamnya, setiap orang beriman diwajibkan untuk berpuasa. Dalam Al-qur’an Nur Karim, Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Maka setiap memasuki bulan suci ramadhan, ayat tersebut kembali menjadi populer dan paling sering dibaca dan disampaikan, inilah ayat yang menjadi dasar kewajiban melaksanakan shaum (puasa).

DR.H.Muhammad Iqbal Irham.

Ustadz kita, DR. H.Muhammad Iqbal Irham, menyebut ada tiga pesan penting yang terkandung dalam kalimat ayat ini. Pertama adalah الَّذِينَ آمَنُو  orang beriman, lalu kata الصِّيَامُ shaum atau puasa, dan ketiga تَتَّقُونَ bertakwa.

Dalam ayat jelas ini jelas yang diseru, adalah orang-orang yang beriman. “Bukan menyeru seluruh manusia,” ujar Ustadz Iqbal seraya menerangkan bahwa yang menjadi soal sekarang, seperti apa kemampuan atau skill yang menjadi tanda seseorang disebut beriman itu.

Secara umun ada dua bentuk skill atau kemampuan manusia yang umumnya dikenal, yakni kemampuan kasar teknis akademik yang dikenal dengan hardskill dan kemampuan non-teknis yang dikenal dengan softskill. Termasuk dalam kategori soft skills adalah integritas, inisiatif, motivasi, etika, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, dan lainnya. Sekolah dan perguruan tinggi disebutkan para peneliti manajemen sumberdaya manusia, 90% memberikan hardskill, sementara softskill hanya 10%.

Padahal, modal sukses di dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat sesungguhnya, hanya membutuhkan kompetensi teknis akademik (hardskills) 20%, selebihnya justru butuh kompetensi non akademik (softskills) 80% (sumber Harvard Business School).

Sementara skill ruhani, menurut DR. Iqbal adalah kemampuan yang dimiliki orang beriman yang jauh lebih dari sekedar kemampuan hard ‘n sotfskill.  Contoh, jika puasa sekedar soal kemampuan teknis tidak makan dan minum selama dua belas jam, itu baru hardskill. Jika selama puasa jujur dan tidak tergoda lingkungan sekitar untuk membatalkan puasa, itu baru kemampuan softskill. Tapi puasa butuh lebih dari sekedar itu.

Puasa pada hakekatnya menahan keinginan (hawa) yang seringkali justru mendominasi nafsu yang berlebihan. Contoh ketidakmampuan menahan keinginan atau hawa ini, seperti saat berbuka yang menjadi ajang balas dendam setelah seharian tidak makan dan minum. Segala macam bentuk dan jenis makanan dan minuman terhidang secara berlebihan. Disinilah pentingnya kemampuan skill ruhani yang seharusnya dimiliki oleh mereka yang disebut orang beriman.

Contoh lain dari skill ruhani yang harus dimiliki oranbg beriman, adalah seperti Surat Al Mu’minun ayat 1 yang tegas mengatakan قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ َ (sesungguhnya menanglah orang-orang yang beriman), lalu dilanjutkan dengan ayat kedua berbunyi  ٱلَّذينَ هُمْ في‏ صَلاتِهِمْ خاشِعُونَ (Orang-orang yang shalatnya khusyu’). Dalam konteks ini menurut DR. Muhammad Iqbal Irham, tanda orang beriman itu harus memiliki skill ruhani  yaitu “khusyuk” dalam shalatnya.[nantikan tausiyah selanjutnya]

Share
Leave a comment