Banjir Bandang Sri Lanka, 113 Tewas
TRANSINDONESIA.CO, KOLOMBO – Jumlah korban tewas dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sri Lanka telah mencapai 113 orang hingga Sabtu 27 Mei 2017. Pemerintah mengungkapkan, sebanyak 91 orang saat ini masih dinyatakan hilang.
Kementerian Luar Negeri Sri Lanka yang berkoordinasi dengan Kementerian Penanggulangan Bencana, memohon agar PBB dan negara-negara tetangga dapat memberikan bantuan. Bantuan yang sangat diperlukan adalah bantuan dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban.
India menjadi negara pertama yang mengirimkan tiga kapal Angkatan Laut dan sejumlah bantuan lainnya, pada Sabtu 27 Mei 2017 malam. Tim penyelamat gabungan Sri Lanka juga telah mengerahkan kapal laut dan helikopter, namun akses ke lokasi bencana cukup sulit dilalui.
“Lebih dari 2.000 personil militer telah ditugaskan untuk membantu polisi dan relawan sipil,” ujar juru bicara militer, Roshan Senevirathne.
Juru bicara polisi, Priyantha Jayakody, mengatakan korban tewas dilaporkan banyak yang berasal dari distrik Kalutara, distrik Ratnapura, dan distrik Matara. Musim hujan kali ini telah memaksa sebanyak 270 ribu keluarga untuk mengungsi dari rumah-rumah mereka.
Musim terbasah di Sri Lanka biasanya terjadi dari Mei hingga September. Negara kepulauan itu juga akan mengalami hujan deras dari angin muson barat pada November hingga Februari.
Badan meteorologi Sri Lanka juga mengatakan hujan deras yang terjadi sejak Kamis 25 Mei 2017 masih akan berlanjut hingga beberapa hari mendatang. Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang diakibatkan oleh hujan ini adalah bencana yang terburuk sejak 2003 silam.[RTS/ROL]