Longsor Ancam Cililin, 151 KK Diungsikan

TRANSINDONESIA.CO – Untuk mengantisipasi kemungkinan longsor susulan di Kecamatan Cililin, maka 151 KK diungsikan sementara di tempat yang aman. Potensi longsor susulan masih tinggi mengingat hujan lebat masih berpeluang terjadi hingga akhir Maret mendatang.

Sebelumnya longsor telah terjadi di Kampung Jati Radio, Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat 10 Maret 2017, pukul 20:36.

Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Bandung Barat menyebabkan kondisi tanah tidak stabil dan menimbulkan longsor dengan panjang sekitar 200 meter dari titik mahkota longsoran pada kemiringan lereng 45 derajat.

151 KK diungsikan dari ancaman longsor di Kecamatan Cililin, Bandung Barat.[IST]
“Longsor menyebabkan 3 unit rumah rusak berat, 2 orang luka berat (Cecep Rahmat, 24 tahun dan Asep Suparmin 45 tahun), dan 3 orang luka ringan. Tidak ada korban jiwa meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya kepada Transindonesia.co, Sabtu 11 Maret 2017.

Dikatakannya, 151 KK dari RT 02-03-04/RW 12 sementara  diungsikan di Mesjid Al- Huda dan Asrama Koramil Cililin. BPBD Kabupaten Bandung Barat dan aparat setempat menutup sementara ke area pemukiman. BPBD mengevakuasi masyarakat terancam ke tempat yang lebih aman. BPBD Provinsi Jawa Barat sudah mengrimkan bantuan logistik melalui BPBD Kabupaten Bandung Barat. BPBD Provinsi Jawa Barat memantau kondisi mahkota longsoran dengan menggunakan drone.

Pada Sabtu 11 Maret 2017, masyarakat bergotong royong memindahkan barang-barang dari rumah yang terkena dampak ke tempat yang lebih aman. Masyarakat juga membersihkan material longsoran yang masuk ke dalam rumah warga. “Korban luka sudah dievakuasi ke Puskesmas Cililin. PMI  sudah mendirikan dapur umum,” ujarnya.

Menurutnya, tidak dapat dipastikan sampai kapan masyarakat harus mengungsi. Kecamatan Cililin merupakan daerah rawan longsor tinggi. Hampir setiap tahun terjadi longsor di wilayah ini karena kemiringan lereng besar, kondisi tanahnya remah dan tersusun dari material rombakan yang mudah longsor saat terjadi hujan lebat.

“Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Saat ada potensi hujan lebat hendaknya mengungsi atau waspada. BMKG telah memprediksi bulan Mei adalah awal musim kemarau,” ujarnya.[SAF]

Share