Australia Mukimkan 6 Ribu Pengungsi Suriah

TRANSINDONESIA.CO – Pemerintah negara bagian New South Wales yang baru menawarkan program pelatihan tanpa pungutan bayaran kepada pengungsi Irak dan Suriah guna membantu mereka mencari pekerjaan. Pemerintah akan membelanjakan 20 juta dolar dalam empat tahun berikutnya untuk berbagai program pengungsi.

John Barilaro, menteri untuk bidang keterampilan dari New South Wales mengatakan, program-program ini akan membantu pengungsi mulai kehidupan baru mereka.

“Tujuannya adalah memastikan mereka berasilimilasi ke dalam masyarakat dan menjadi bagian dari negara bagian yang indah ini, dan itu merupakan lapangan pekerjaan dan peluang untuk semuanya, termasuk mereka yang baru bergabung ke benua ini,” ujar Barilaro.

Para demonstran melakukan unjuk rasa di Sydney, Australia, menuntut pemerintah melakukan kebijakan lebih banyak untuk membantu pengungsi.[RTS]
Para demonstran melakukan unjuk rasa di Sydney, Australia, menuntut pemerintah melakukan kebijakan lebih banyak untuk membantu pengungsi.[RTS]
Tahun lalu Australia berjanji untuk menerima 12 ribu pengungsi yang melarikan diri dari konflik di Suriah, selain penampungan bersifat kemanusiaan yang sudah berjumlah 14 ribu.

Desember lalu, Iymen Baerli (51 tahun) tiba di Sydney dengan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil. Perang telah memaksa mereka meninggalkan kota Homs, Suriah. Mereka lari ke Mesir, sebelum ditawarkan perlindungan di Suriah, di mana kehidupan tidak mudah. Dia masih menganggur dan bergantung pada tunjangan kesejahteraan untuk menyambung hidup.

“Ini merupakan langkah sulit, pergi dari Suriah ke Australia. Ada perbedaan besar dalam budaya dan tradisi. Saya berjuang dan tidak mudah, tetapi saya harap masa depan akan lebih baik,” kata Baerli.

Trans Global

Sekitar 6.000 pengungsi akibat krisis Suriah masih akan datang ke Australia dalam kurun setahun ini.

Alex Greenwich, seorang anggota parlemen independen di parlemen New South Wales, berpendapat program pemukiman kembali ini perlu bergerak secara lebih cepat.

“Proses imigrasi untuk pengungsi dan pemohon suaka merupakan prosedur yang sangat birokratis. Sudah tentu perlu cek dan balans penting tetapi saya berpendapat banyak orang ingin menyaksikan ini dipercepat, ingin menyaksikan kami mampu menyambut orang lebih cepat. Lebih baik pengungsi menghabiskan lebih sedikit waktu di kamp atau pusat penampungan, dan masuk ke dalam masyarakat. Ini merupakan hal yang sudah tentu harus kami prioritaskan dan percepat,” kata Greenwich.

PM Australia Malcolm Turnbull telah mengatakan pemerintahannya akan meningkatkan penerimaan pengungsi nasional dari 13.750 menjadi hampir 19 ribu orang.

Sejak akhir Perang Dunia II, Australia telah memukimkan kembali sekitar 800 ribu pengungsi.[VOA]

Share