Banjir Mamuju Lumpuhkan Jalur Penghubung Desa

TRANSINDONESIA.CO – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat sejak beberapa hari terakhir ini ikut melumpuhkan akses penghubung jalan antardesa.

“Jalan penghubung antar desa menyebabkan puluhan rumah di Desa Pasapa terendam banjir memicu warga di dua dusun terpaksa mengungsi karena ketinggian air banjir sudah mengancam warga,” kata Abdul Majid yang menjadi korban banjir warga Dusun Pasapa, Mamuju Tengah, Minggu 30 Oktober 2016.

Kondisi banjir yang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir ini, membuat puluhan rumah di desa Pasapa tepatnya di Dusun Rante Mario menyebabkkan 28 rumah dari 32 kepala keluarga terpaksa mengungsi.

Banjir.[DOK]
Banjir.[DOK]
Sementara di Dusun Ambepesuk juga terkena imbas yakni sekitar 38 rumah warga juga ikut terendam banjir. Bahkan 13 kepala keluarga terpaksa harus mengungsi karena ketinggian air terus mengancam keselamatan warga.

Selain merendam puluhan rumah warga, ratusan hektar lahan pertanian juga ikut terendam banjir, sehingga kebun jagung yang sudah siap panen terancam gagal panen akibat terendam banjir setinggi 70 cm.

Tak hanya itu, ratusan unggas peliharaan warga juga mati kerena terendam banjir, bahkan sapi peliharaan warga yang berada dekat dari sungai nyaris terbawa arus banjir.

Abdul Majid mengatakan puluhan warga mengungsi karena takut banjir terus mengalami peningkatan debit air, bahkan saat ini jalan penghubung antar desa lumpuh total.

“Ratusan ekor unggas milik warga juga mati akibat terendam banjir karena tidak sempat diselamatkan oleh warga, beruntung salah satu sapi milik warga bisa diselamatakan dari terjangan banjir, sementara kerugian yang disebabkan bajir tersebut diperkirakan hingga ratusan juta rupiah,” terangnya.

Kepala Urusan Pembangunan Desa Mateng Mustari mengatakan jika melihat kondisi warga saat ini, maka ia berharap agar pemerintah segera memberikan perhatian terhadap warga korban banjir karena sudah beberapa hari warga korban banjir mengungsi tanpa ada perhatian serius dari pemerintah setempat.

“Banjir yang dialami warga d idua dusun ini merupakan banjir tahunan karena setiap musim penghujan datang warga desa Pasapa ini dipastikan terkena banjir. Kita berharap pemerintah segera mengatasinya,” ujarnya.[ANT/JEI]

Share