Kepsek SMAN 1 Jakarta Bertekad Kembalikan Kejayaannya

TRANSINDONESIA.CO – Kepala Sekolah SMAN 1 Jakarta, Masayu Yuliana, bertekad mengembalikan kejayaan sekolah yang dipimpinnya dan juga almamaternya sebagai sekolah nomor 1 sesungguhnya di DKI Jakarta.

“Satu tekad saya saat ditugaskan di sini adalah mengembalikan SMA Negeri 1 Jakarta jadi nomor 1 sesungguhnya di DKI. Meski itu bukan tugas yang ringan, namun militansi para alumninya saya harapkan mampu mengembalikan kejayaan SMAN 1 Jakarta,” kata Masayu usai terpilihnya Chairal Tanjung dan Patrick Dwi Sasono sebagai ketua dan wakil ketua Komite SMAN1 Jakarta untuk periode 2016-2019, kemaren.

Selama kepimpinan Masayu Yuliana, peningkatan mutu kualitas siswa sangat drastis terjadi. Dari 281 peserta didik yang lolos UN 2015/2016. Diantaranya, 143 anak diterima di PTN jauh melebihi dari tahun-tahun sebelumnya. Dia menargetkan tahun ini 75% lulusan tahun ini 2016/2017  bisa ‘tembus’ PTN kembali.

Kepala Sekolah SMAN 1 Jakarta, Masayu Yuliana, menyaksikan serah terima pengurus Komite SMAN1 Jakarta untuk periode 2016-2019.[Mirza Ichwanuddin]
Kepala Sekolah SMAN 1 Jakarta, Masayu Yuliana, menyaksikan serah terima pengurus Komite SMAN1 Jakarta untuk periode 2016-2019.[Mirza Ichwanuddin]
Di SMA Negeri 1 Jakarta, siswa tidak hanya dipantau dan dihargai hanya dari kemampuan akademiknya,  Boedoet sejak lama terkenal memiliki siswa bertalenta hebat di bidang olahraga maupun seni.

Sebagai contoh, Dimas Ridho Supriyono baru saja menyabet dua medali emas di perseorangan dan perak beregu di ajang PON XIX Jawa Barat 2016. Lewat nomor andalannya trick ski air di event olahraga nasional itu, putra Karyadi Supriyono, seorang Tantama TNI-AL yang bertugas di Kolinlamil yang masih duduk di kelas X IPA 3 ini sudah mempersembahkan kebanggaan bagi sekolahnya.

“Jadi sekarang, siswa kelas X pun tidak bisa lagi berleha-leha, ketika dia punya motivasi kuat dan siap terjun di ajang lomba baik yang akademi maupun non akademis sejak kelas X pun sudah kami dorong dan sekolah pasti mendukung,” tambah Masayu.

Satu hal yang coba diingatkan kembali oleh Masayu,”Ingat lho, sebelum ada 8 atau 68 ada angka 1 berada di sana. Kami akan berupaya keras SMA Negeri 1 akan bangkit kembali ke masa jayanya”.

Senada dengan Masayu, pengawas yang ditugaskan oleh Dinas Pendidikan pada SMAN 1 Jakarta, Jahidin, mengatakan, SMA Negeri 1 Jakarta bukan hal yang mustahil akan kembali menjadi SMA Negeri yang diperhitungkan di Jakarta ini bahkan Indonesia.

“Karena dukungan alumninya all-out saya lihat. Belum pernah saya saksikan militansi alumni yang tak pernah putus menyokong kemajuan sekolah ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Komite yang terpiliha secara aklamasi, Chairal Tanjung, sempat mengilustrasikan bagaimana jayanya ‘ Boedoet’ di masa SMA-nya dulu.

“Saya ingat, kurang lebih 100 orang dari angkatan saya diterima di IPB atas jalur undangan, belum lagi di PTN lainnya. Kalau bicara tahun-tahun itu (84,85,86) adalah masa-masa cermerlang kami,” kenangnya saat ditemui di ruang Kepala SMAN 1 Jakarta, kemaren.

Dia menyadari, fungsi Komite Sekolah saat ini lebih kepada fungsi sosial karena tidak lagi bertugas untuk menggalang dana pendidikan seperti waktu dulu. Karena saat ini semuanya sudah terpenuhi lewat BOS dan BOP yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan Pemda DKI.

Tugas pengawasan anggaran pendidikan di SMA Negeri di Jakarta dilaksanakan oleh Inspektorat di Dinas Pendidikan DKI. Namun, justru di sinilah dituntut kejelian pihak Komite untuk bersumbangsih memberikan dukungan dari pihak luar baik itu berupa CSR maupun menghimpun dana dari pihak alumni, seperti pada program Bimbel Bangkit Boedoet tersebut.

Praktis sejak 2001 Komite SMAN 1 seakan mati suri karena tidak ada regenerasi kepengurusan selama masa itu hingga 2016.

Peraturan tentang Komite Sekolah ini telah memiliki payung hukum lewat Pergub No 12 Tahun 2015 dimana kepengurusan itu berlangsung selama tiga tahun dan maksimal pengurus hanya bisa menjabat dua kali periode kepengurusan.[MIC]

Share