Satgas Karhutla Nyatakan Perang Perambah Hutan

TRANSINDONESIA.CO –  Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) di Provinsi Riau menyatakan perang terhadap perambah hutan. Satgas Kathutla terus melakukan upaya tegas yang berefek jera secara terintegrasi dalam penanganan Karhutla yang menimbulkan asap dan dapat mencemari lingkungan serta merugikan negara termasuk timbulnya komplain komplain dari negara tetangga.

“Sudah cukup kita dibikin pusing oleh mereka, sekarang saatnya kita yang bikin mereka pusing karena ulah mereka sendiri” tegas Pangdam I/BB Mayjen TNI L. Pusung saat melaksanakan pemantauan penanganan Karhutla di wilayah Riau, kemaren.

Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis 8 September 2016, mengatakan bahwa Satgas Karhutla telah berjuang tanpa kenal lelah, dihari libur bahkan lebaranpun tetap berupaya mencegah dan padamkan  kebakaran yang muncul, bahkan sampai seorang prajurit TNI gugur dalam melaksanakan tugas operasi tersebut.

Pembakaran hutan.[IST]
Pembakaran hutan.[IST]
Pemantauan di lokasi kawasan cagar biosfer di daerah Siak kecil melalui udara terus diintensifkan dengan hasil yang signifikan. “Ditemukan hutan yang terkesan dibiarkan terbakar atau sengaja dibakar oleh penghuni gubuk yang terdapat di sisi lahan hutan tersebut, barang bukti yang ditemukan telah memperkuat dugaan tersebut dan dilakukan pembersihan terhadap gubuk tersebut,” tutur Kolonel Czi Berlin.

Dijelaskannya, untuk memberikan tindakan tegas dan efek jera kepada para perambah dilaksanakan operasi dengan menggunakan 2 (dua) Heli yaitu Heli Super Puma TNI AU yang mengangkut personel Paskhas dan Reskrimsus Polda Riau serta Heli MI BNPB yang mengangkut tim pengendali dan media dengan target sasaran pelaku dan pembersihan pondok perambah yang melakukan pembakaran hutan dan lahan.

Kasrem 031/WB, Kolonel Czi I Nyoman Parwata memimpin langsung pelaksanaan operasi didampingi oleh Kalaksa BPBD Provinsi Riau, Kadisops Lanud, Kepala BMKG, Ketua Manggala Agni dan insan media cetak serta elektronik.

“Tim Paskhas dan Reskrimsus diturunkan dari Heli Super Puma TNI AU, sementara pemantauan dan pengendalian dilakukan dari pesawat MI BNPB yang tetap berpatroli sampai pelaksanaan operasi selesai,” ujarnya.

Kolonel Czi Berlin mengatakan bahwa kerja sama secara sinergi antara Satgas Karhutla dengan Dishutbun dan KLHK sangat dibutuhkan. “Akan dilaksanakan operasi yustisi untuk mendata dan mendokumentasikan orang-orang yang berada dan membangun gubuk didalam kawasan dan apabila suatu saat di lahan tersebut terbakar, maka sesuai foto bisa kita cari dan tangkap sebagai tersangka,” katanya.[Saf]

Share
Leave a comment