Ratu Belanda Dampingi Murid SMP Buka Tabungan di Bogor

TRANSINDONESIA.CO –  Puluhan pelajar SMPN 1 Bogor berbaris rapi di depan mobil BNI Simpel untuk membuka rekening pelajar. Ada yang spesial saat membuka rekening di unit layanan gerak ini. Ratu Belanda, Queen Maxima, ikut menyaksikan kegiatan inklusi keuangan.

Ratu Maxima yang mengenakan blouse berwarna cokelat dengan rok batik cokelat muda bercakap-cakap dengan empat orang murid SMPN 1 Bogor, Jawa Barat. Tampak murid-murid tersebut menjawab pertanyaan ramah Ratu Maxima dengan wajah gugup dan berbicara sedikit tergagap.

Salah satu murid kelas VIII bernama Shirleen menjawab pertanyaan Ratu mengenai pentingnya menabung. “For school trip, school supply and future plan like college tuition (Untuk jalan-jalan sekolah, dan rencana masa depan seperti biaya kuliah),” ujar Shirleen dengan bahasa inggris seadanya di SMPN 1 Bogor, Rabu 31 Agustus 2016.

Ratu Maxima dari Belanda bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad saat menghadiri acara Indonesia Fintech Festival and Conference 2016 di Tangerang, Banten, kemaren.[ROL]
Ratu Maxima dari Belanda bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad saat menghadiri acara Indonesia Fintech Festival and Conference 2016 di Tangerang, Banten, kemaren.[ROL]
Kemudian Ratu Maxima menyaksikan transaksi menabung yang dilakukan oleh seorang murid di dalam mobil Simpel BNI. Murid kelas VIII bernama M Almal Nafy ini mengaku sangat gugup saat Ratu Maxima menyaksikan transaksi yang dilakukan olehnya.

Nafy menuturkan jika ia menabung untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya, menurut Nafy, ia telah membuka rekening tabungan pada 12 Agustus lalu.

“Saya nabung Rp 5 ribu tadi. Deg-degan dilihat Ratu,” kata Nafy.

Selaku United Nations Secretary General Special Advocate for Inclusive Finance Development (UNSGSA), Ratu Maxima memang sangat concern dengan inklusi keuangan. Menurut Ratu Maxima, inklusi keuangan memiliki wajah yang berbeda di negara-negara di dunia. Seperti di Indonesia yang menggunakan Program Laku Pandai sebagai salah satu cara menyasar nasabah di daerah.

“Pedagang pasar di Sulawesi yang sejauh 30 km dari kantor cabang bank dapat menggunakan agen Laku Pandai untuk transaksi finansial. Dinamisnya program ini dalam inklusi keuangan telah mengurangi kemiskinan setengah dalam waktu 15 tahun dari 20 persen ke 11 persen,” ujar Ratu Maxima.

Ia juga mendorong pemerintah Indonesia untuk mendigitalisasi transaksi finansial. Karena saat ini tercatat hanya ada sebesar 50 juta rumah tangga tapi hanya setengahnya yang memiliki akses keuangan ke bank.[Rol/Sap]

Share