Tapanuli Tengah Lokomotif Pariwisata Sumut: Wisata Pantai dan Bahari [1]
TRANSINDONESIA.CO – “Odolce Mursala o suol beato, Ove sorridereVolle ilcreato Tu sei I’impero Dell’armonia, Oou Mursala, Oou Mursala ” (lirik lagu ‘Santa Lucia’ sebagaimana dilantunkan tenor dunia Andrea Bocelli senandung kekaguman terhadap indahnya pantai dan laut Teluk Napoli di Italia yang penulis ‘modif’ untuk Pulau Mursala sebagai ‘theme song’ pariwisata negeri sejuta pesona Tapanuli Tengah Sumut).
Terjemahan bebasnya: “O Pulau Mursala yang indah tanah yang diberkati, engkau tercipta sewaktu alam tersenyum, engkaulah keutuhan harmoni, O Mursala, O Mursala”.
Lantas ada apa dengan Pulau Mursala? Apa ada sejuta pesona wisata Tapanuli Tengah sehingga cocoklah negeri sejuta pesona ini menjadi lokomotif, penggerak utama (prime mover) pariwisata Sumatera Utara?
Sembari berwisata ke negeri sejuta pesona lewat tulisan ini, marilah kita mencermati skenario UNWTO. Lembaga Pariwisata dunia dibawah naungan PBB (UNWTO) membuat skenario dan prediksi pergerakan wisatawan didunia hingga ke tahun 2020. Menurut UNWTO (United Nationsof World Tourist Organisation) bahwa hingga ke tahun 2020 akan ada 1,6 miliar manusia di muka bumi ini melakukan perjalanan wisata alias melancong dan akan membelanjakan uang dalam rangka ‘hoga-hoga’ sejumlah USD 2 triliun.
Eropa akan dikunjungi 717 juta wisatawan menempati urutan pertama, urutan kedua Asia dan Pasifik 391 juta wisatawan, Amerika 378 juta wisatawan dan urutan keempat adalah China. Asia Tenggara akan dikunjungi oleh 54 juta wisatawan dengan perolehan USD 78 miliar.
Kunjungan wisatawan ke Asia Tenggara dipimpin oleh Malaysia, kedua Thailand, ketiga Singapura, keempat Indonesia dan kelima Vietnam. Pada tahun 2014 Thailand memperoleh devisa USD 20 miliar sementara Malaysia memperoleh devisa sekitar USD 30 miliar dari pariwisata.
Skenario pergerakan wisatawan global sebagaimana diprediski oleh UNWTO itu memberi gambaran tentang peluang yang dapat diraih oleh setiap negara bahkan oleh setiap destinasi wisata dengan berupaya sekuat mungkin dengan menampilkan pesona wisatanya.
Wisata Pantai dan Bahari
Dalam dunia pelancongan, wisatawan mancanegara dari barat menempatkan kawasan pantai (beach) dan kawasan laut (marine) menjadi prioritas dan tujuan utama kunjungan wisata mereka. Bahkan patronpariwisata bagi mereka adalah 3S: Sand (pasir pantai), Sea (laut) dan Sun (sinar matahari) yang mengacu kepada kawasan pantai dan laut.
Konon 60% wisatawan India telah pula menempatkan kawasan pantai dan laut menjadi tujuan utama pelancongan mereka padahal wisatawan India itu tidak melangsungkan kehidupannya melintasi musim dingin sebagaimana wisatawan barat.
Lantas mengapa wisman barat menempatkan kawasan pantai dan laut menjadi destinasi utamanya?
Tampaknya tujuan utamanya adalah berjemur dipantai dibawah sinar matahari (sun bathing). Diberbagai destinasi wisata pantai tersohor seperti di pantai-pantai laut kepulauan Karibia (Dominika, Kuba, Jamaika, Puerto Rico, Aruba, Bahama, Anguila, dll) di Samudera Atlantik dipenuhi oleh wisatawan-wisatawan yang ‘memanggang diri dibawah sinar matahari’.
Situasi yang sama dapat kita cermati di pantai Kuta, pantai Sanur dan pantai Legian di Bali atau dipantai-pantai Thailand seperti di Phuket dan Chiang Mai serta di pantai Langkawi di Malaysia.
Sebutlah juga kawasan pantai Sharm El Sheikh di Mesir dimana berbaur ribuan wisatawan barat dan wisatawan Rusia. ‘Musuh bebuyutan’ itu rupanya dapat dipertemukan oleh kawasan wisata pantai Sharm El Sheikh.
Lantas bagaimana rupanya wujud wisata pantai dan wisata bahari itu? ‘What to see’, ‘What to do’ dan ‘What to eat’adalah kebutuhan dasar dari wisatawan dalam rangka memenuhi hasrat hati bersenang-senang sekaligus memperkaya pengalaman dan nilai-nilai kehidupan.
Wisata pantai dan wisata bahari menawarkan ‘what to see’ mulai dengan melihat-lihat (sightseeing) keindahan kawasan pantai dan kawasan laut.
Siapakah yang tidak terpesona melihat matahari terbenam di pantai Kalangan Tapanuli Tengah atau matahari terbit (sun rise) di pantai Binasi-Sorkam, Tapanuli Tengah misalnya, siapakah yang tidak terpesona melihat indahnya pantai yang membentang puluhan kilometer di Tapanuli Tengah dari Manduamas ke Sibabangun?
Pantai-pantai yang indah, asri dan orisinil, pantai dengan hamparan pasir putih yang luas dengan air laut berwarna biru safir, sungguh fantastis mempesona tidak kalah dengan kawasan wisata pantai di Kepulauan Karibia tempat ‘nongkrong’nya CEO dan selebriti global.
‘Lampare’ (bahasa Italia) atau lampu pada perahu nelayan yang tampak kelap kelip dari kejauhan pada malam yang gelap di Teluk Napoli menjadi inspirasi tentang kehidupan pada lagu ‘Caruso’ yang dilantunkan soprano dunia Lara Fabian, betapa dimalam yang pekat pun kawasan wisata pantai dan wisata bahari masih menggugah untuk berinspirasi guna memperkaya pengalaman dan nilai-nilai kehidupan ‘Lampare’, cahaya kelap kelip dari perahu nelayan yang tampak turun naik mengikuti alun gelombang laut dapat dinikmati dari pantai Pandan dengan arah pandang ke Mursala di kejauhan pada malam hari sambil menghirup kopi hitam Ule Kareng.
‘Lampare’ bercerita tentang perjuangan hidup nelayan tradisonal Tapanuli Tengah. Pesona dan daya tarik wisata kawasan pantai dan bahari memang sangat kuat. ‘What to do ?’ Berwisata bukan mengundang wisatawan untuk datang lantas bengong dan bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Wisata pantai dan wisata bahari menawarkan berbagai ‘things to do’ selain berjemur di pantai sebagaimana sangat disukai wisman barat, adalah: berenang, berperahu, bermain kayak, berlayar, menyelam (scuba diving), snorkelling, memancing, selancar, olahraga air, susur pantai, bermain-main, voley pantai, fotografi bawah laut ke terumbu karang untuk melihat-lihat keindahan biota laut.
Atau: mengikat janji pertunangan atau perkawinan sembari berwisata di kawasan pantai. Dalam kenyataannya lebih banyak pasangan utamanya wisman barat yang mengikat janji perkawinannya secara eksklusif di kawasan pantai yang eksotik dibandingkan di kawasan wisata lainnya.
Taklah perlu dicemaskan ‘what to eat’: seafood adalah kuliner utama yang tersedia di kawasan wisata pantai dan kawasan wisata bahari.
Penulis: Jonathan I Tarigan [Pelancong dan Pemerhati Pariwisata]