TRANSINDONESIA.CO – Seni dalam safety, benarkah membahas, membicarakan bahkan mengkampanyekan safety (keselamatan). Terlihat sangat kaku serius dan kering?
Tentu saja tidak. Keselamatan adalah bagian dari kehidupan masyarakat, yang tentu menjadi refleksi antara logika, etika dan estitika.
Rasionalisasi atas keselamatan menjadi bagian dari moral masyarakat yang dikemas dalam bentuk-bentuk yang indah, menarik dan inspiratif. Penggunaan kata atau kalimat yang menimbulkan kesan ‘wow’ bagi yang membacanya.
![Anggota Polantas saat memberi himbauan pada pengendara sepeda motor.[Dok]](http://transindonesia.co/wp-content/uploads/2016/07/tertib-lalu-lintas.jpg)
Keselamatan bukanlah perintah atau larangan, melainkan menjadi kebutuhan. Apa yang disampaikan enak dibaca, mudah dipahami dan memberi inspirasi sehingga setiap orang selalu ingat dan mau melakukan seperti apa yang dipesankan.
Seni membuat orang menjadi tertarik dan bisa menikmati, ada penghayatan, ada ketertarikan yang utamanya bisa menyadarkan.
Tatkala ada kesadaran maka kesediaan berperan serta, berpartisipasi akan tumbuh deng tulus.
Logika, etika dan estetika menjadi tiga hal yang mestinya dilakukan dimana saja dan dengan apa saja untuk menjadi suatu karakter bagi keunggulannya.[CDL-24072016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana