Pengguna Narkoba di Sulteng Meningkat

TRANSINDONESIA.CO – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tengah, Djoko Marjatno, mengatakan prevalensi penyalahgunaan narkotika dan bahan adiktif lainnya di daerah ini telah mencapai 39.810 jiwa atau 1,9 persen dari jumlah penduduk dewasa.

“Kalau setiap tahun kita bisa rehabilitasi 500 orang, maka butuh waktu hampir 80 tahun untuk merehabilitasi para korban tersebut. Itu pun dengan catatan jumlah pengguna tidak bertambah lagi,” katanya di Palu, kemaren.

Prevalensi Sulteng ini, kata Djoko, masih lebih rendah dari angka nasional hasil survei 2015 yang tercatat mencapai 2,20 persen atau lebih dari empat juta orang yang terdiri atas penyalah guna coba pakai, teratur pakai, maupun pecandu.

Narkoba jenis ekstasi.[Dok]
Narkoba jenis ekstasi.[Dok]
“Yang memprihatinkan adalah angka prevalensi Indonesia itu cenderung naik dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Pada 2016 ini, BNN menargetkan penurunan prevalensi sebesar 0,03 persen dengan upaya yang dilakukan yakni proses pemulihan dan rehabilitasi.

“Kami berharap angka coba pakainya tidak meningkat, kalau itu terjadi berarti upaya pencegahan tidak optimal,” ujarnya.

BNNP Sulteng, kata dia, akan terus serius dalam menghadapi ancaman penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Tanpa dukungan semua pihak, laju prevalensi penyalahgunaan narkoba bisa meningkat.

“Selain itu keterbatasan jumlah aparat hukum polisi dan BNN, sehingga kami menghendaki semua pihak dapat bekerja sama,” katanya.

Dari bidang pencegahan, kata dia, BNNP telah melakukan upaya bersama-sama semua pengambil kebijakan, termasuk media dalam memberikan kontribusi memberikan informasi kepada masyarakat.

“Dengan semua upaya pencegahan maksimal yang kami lakukan, diharapkan masyarakat memiliki daya tangkal terhadap narkoba,” harapnya.

Selain itu, pihaknya ikut menfasilitasi mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi Kota Palu, serta memberikan dukungan baik moral maupun materi dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.

“Mereka telah membentuk aliansi mahasiswa anti narkoba, anggotanya seluruh perwakilan perguruan tinggi,” ujarnya, Beberapa waktu lalu, BNNP dalam rangka hari anti-narkotika internasional (HANI) 2016, terus menyebarluaskan informasi dan edukasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap (P4GN) melalui kampanye stop narkoba.[Ant/Jei]

Share