Integritas : Harmoni Pikiran, Perkataan dan Perbuatan
TRANSINDONESIA.CO – Manusia mahkluk yang berakal budi memiliki pikiran, dapat berkata-kata dan melakukan perbuatan baik maupun buruk. Ia dapat dengan sadar ataupun lalai.
Bagi manusia integritas menjadi wujud kehormatannya. Manusia dihormati bukan karena kekayaannya, ketampanan atau kecantikannya, kepandaian atau kedudukannya, bukan pula pada pangkat dan hal-hal duniawi melainkan pada integritasnya.
Menjabarkan makna integritas bisa dilihat dan dirasakan, namun bisa saja menjadi kurang pas tatkala dikonsepkan dalam kalimat. Sama saja menjelaskan rasa “matoa” bagi orang yang belum pernah makan matoa. Rasanya manis, namun tidak seperti rasa gula, seperti rambutan dengan kelengkeng namun bukan makan rambutan dan kelengkeng bersama-sama akan menjadi rasa matoa.
Demikian halnya integritas, namun setidaknya ada benang merahnya yaitu harmoninya (ada keselarasan) antara pikiran, perkataan dan perbuatan untuk senantiasa kebaikan dan perbaikan.
Niat, diucapkan dan dibuktikaan dalam perbuatan. Ini sesuatu yang luar biasa bagi yang terus menerus konsisten dan komitmen dengan prinsip-prinsip. Niat baik, diungkapkan dalam kata-kata yang baik serta perbuatan yang baik bagi sesamanya.
Tatkala manusia berniat memanusiakan manusia sudah menjadi sesuatu yang mulia. Disitulah niat baik dimulai, untuk peka, peduli dan berbelarasa. Membatasi, mampu mengendalikan diri, berani berkata cukup dan sadar tanpa diawasi serta berbuat baik dengan tulus bukan karena pamrih maupun karena ketakutan.
Kesadaran, merupakan ladasan dari integritas. Sadar merupakan suatu kewarasan bagi manusia untuk senantiasa eling lan waspodo. Di zaman yang dikatakan edan, penuh dengan godaan duniawi bahkan kesesatan menjadi unggulan dan kebanggaan.
Nilai-nilai kemanusiaan diabaikan, yang baik dan benar disingkirkan, hati nurani diganti dengan ketamakan, keluhuran budi hilang hanya karena harta dan kenikmatan duniawi.
Tatkala manusia tidak lagi peduli akan integritas, ia akan menjadi penghancur kehidupan. Pikiran perkataan dan perbuatanya bisa merusak bahkan mematikan kehidupan baik bagi sesama maupun dirinya.[CDL-01072016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana