Pada Pendidikanlah Masa Depan Bangsa
TRANSINDONESIA.CO – Benarkah pendidikan membuka mata, telinga bahkan pikiran untuk dapat memajukan, menyehatkan bahkan memanusiakan manusia atau justru merusak bahkan dapat mematikan hidup dan kehidupan manusia?
Pendidikan semangatnya adalah mencerdaskan bukan mendoktrin dan memaksakan serta bukan proses cuci otak. Makna mencerdakan ada berani bertanya, berbeda pendapat dan mampu mengkonstruksi bahkan menemukan hal baru.
Dengan demikian kecerdasan bukanlah mengekor, membebek, mengecerkan pendat-pendat atau teori-teori orang lain tanpa mampu mendapatkan hal baru. Proses belajar yang basisnya menghafal tidak akan dapat menemukan apa-apa dan membuat atau memaksa untuk nyontek, plagiat dan lainnya.
Proses belajar menghafal ini model belajar binatang sirkus (mangun wijaya). Belajar ini proses pendewasaan untuk berani mau dan mampu membuka diri bahkan berdebat untuk menemukan hal baru.
Model-model pendidikan yang otoriter (pemaksaan) akan juga menghasilkan model-model pengkultusan dan menjadi ekslusif dan otoriter juga. Produk pembelajaran ini akan berujung pada intoleran dan munculnya kejumawaan yang sebenrnya menjadi kontraproduktif atau memicu konflik.
Saat ini, pengajaran tidak hanya di sekolah formal, jalur non formalpun bisa menjadi sarana pembelajaran. Pembelajaran memang tidak serta merta langsung bisa merasuk ke dalam sukma untuk diimplementasikan namun melalui tahapan sebagai berikut, 1. Tahu, 2. Memahami, 3. Bisa memanfaatkan, 4. Mengembangkan.
Demikian halnya mencerdaskan bahkan cuci otak sekalipun tidak serta merta dan bukan proses instan.
Pendidikan yang mendewakan nilai, ranking atau status sebenarnya proses pembodohan. Keinginan belajar dengan cara-cara instan, outsourching juga penyesatan. Karena hal itu hanya akan menjadi kebanggaan semu, rapuh dan mudah patah.
Bangsa yang kuat ditopang sistem pendidikan yang baik dan guru-guru yang hebat serta keberpihakan political will pada pengembangan SDM. Orang bisa kaya dengan cepat, mustahil pandai secara mendadak. Selamat Hari Pendidikan Nasional.[CDL-02052016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana