Pengacara Teroris Paris akan Tuntut Jaksa Perancis

 

TRANSINDONESIA.CO – Pengacara terduga teroris paling dicari di Eropa, Salah Abdeslam, mengatakan akan menuntut jaksa Perancis karena merilis informasi rahasia mengenai penyelidikan.

Kepada RTBF, radio pemerintah Belgia, Sven Mary mengatakan, bagian dari jumpa pers jaksa Francois Mollins “melanggar kerahasiaan peradilan.”

Dalam jumpa pers di Paris pekan lalu, Mollins membacakan pernyataan Salah Abdeslam bahwa ia ingin meledakkan diri di luar stadion sepak bola, tetapi tidak jadi. Mary mengatakan hari Sabtu, kliennya bekerja sama dengan polisi Belgia, tetapi akan melawan upaya mengekstradisinya ke Perancis.

 Polisi Belgia saat melakukan penggerebekan di Molenbeek, pinggiran Brussels, yang berhasil menangkap terduga teroris paling dicari di Eropa, Salah Abdeslam, Jumat (18/3/2016).[Ap]

Polisi Belgia saat melakukan penggerebekan di Molenbeek, pinggiran Brussels, yang berhasil menangkap terduga teroris paling dicari di Eropa, Salah Abdeslam, Jumat (18/3/2016).[Ap]
Badan polisi internasional, Interpol, mendesak pemerintah agar ekstra waspada di perbatasan, karena kaki-tangan Abdeslam mungkin mencoba kabur dari Eropa.

Kantor berita the Associated Press mengutip Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders yang mengatakan Abdeslam mengklaim, “siap memulai sesuatu dari Brussels.” Mengomentari pakar-pakar keamanan pada konferensi Marshall Fund Jerman di Brussels, menurut Reynders, pemerintah mendapati lebih dari 30 orang terlibat serangan teroris di Paris, tetapi mungkin ada yang lain.

Interpol mendesak agen-agen pengamanan perbatasan agar mencermati adanya paspor curian dan dokumen perjalanan palsu.

Polisi menangkap Abdeslam di daerah Molenbeek, Brussels, setelah perburuan empat bulan. Tiga lainnya ditangkap dalam penggerebekan hari Jumat. Jaksa mengidentifikasi mereka sebagai anggota keluarga yang menyembunyikan Abdeslam.

Keberadaan pasti Abdeslam setelah serangan teror 13 November hingga pekan ini tidak jelas. Tetapi polisi percaya ia berada di Brussels ketika menemukan bukti dalam penggerebekan di rumah lain ketika sedang memburu tersangka lain.

Abdeslam diduga membantu orang lain merencanakan serangan di Paris, termasuk menyewa kamar bagi teroris dan membeli bahan peledak. Pistol dan bom itu digunakan untuk menyerang aula konser, kafe, dan stadion sepak bola, menewaskan 130 orang. ISIS mengaku bertanggungjawab dan kakak Abdeslam termasuk pengebom bunuh diri. Serangan-serangan itu disiapkan dan dikoordinasikan, sebagian, di Brussels.

11 Orang ditangkap dan didakwa di Belgia terkait pembunuhan itu. Delapan masih mendekam dalam penjara.[Voa/Fen]

Share