Ini Kronologi Baku Tembak Anggota TNI AL dan Polisi
TRANSINDONESIA.CO – Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Besar Muhammad Agung Budijono mengklarifikasi baku tembak antara personel Satuan Reserse Narkoba institusinya dengan anggota Detasemen Intelijen Komando Armada Barat TNI Angkatan Laut.
Agung berkata, peristiwa tersebut terjadi di depan Gedung Pencak Silat, tidak jauh dari Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Selasa (1/3/2016) malam. Seorang polisi, Brigadir Satu Seno Aji, tertembak pada bagian paha kanan.
Adapun, tentara yang menembak anggotanya adalah Komandan Tim Teknis Denintel Koarmabar TNI AL, Kapten Eko Wuryanto.
Agung menuturkan, berdasarkan keterangan Eko usai pemeriksaan, tembak-menembak berawal ketika Eko sedang istirahat di sebuah warung kopi yang berada di depan Gedung Pencak Silat TMII.
Sekitar pukul 21.05 WIB itu, Eko mengaku baru saja menyelesaikan tugas di kantornya yang beralamat di Jalan Kran Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kurang lebih tiga puluh menit di warung itu, Eko lantas berencana pulang ke rumahnya. Saat hendak meninggalkan lokasi beberapa orang bersenjata api mengetuk mobil Eko.
Sekelompok orang yang belakangan diketahuinya sebagai personel Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Timur tersebut lantas membentak dan memintanya keluar dari mobil.
“Eko mau pulang, lalu dia memasukkan kunci mobil. Tiba-tiba dia kaget karena pintu mobilnya dibuka seseorang dan orang itu berteriak tidak sopan. Eko lalu turun balas membentak,” ujar Agung.
Agung mengatakan, Eko mengira orang-orang di sekitar mobilnya adalah komplotan begal. Eko pun mengambil langkah seribu menuju kawasan Tamini Square.
Ketika berlari, Eko mendengar letusan senjata api. Eko yang berhasil bersembunyi kemudian mengeluarkan senjata api organiknya untuk membalas tembakan itu.
“Saat berlari Eko mendengar letusan senpi, lalu ia berbelok ke kanan dan menyiapkan senpi. Pada saat mengokang senjata, kemudian terjadi todong-menodong dan mereka (Satres Narkoba Polres Jakarta Pusat) berteriak ‘awas dia (Eko) bersenjata’. Kemudian anggota polisi menembakkan senpi dan tidak mengenai Eko,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eko kemudian memberi tembakan balasan ke arah anggota polisi yang sempat menembaknya. Akhirnya, baku tembak terjadi.
“Dalam suasana remang-remang Eko membalas menembak ke arah bagian bawah badan, lalu satu anggota kepolisian terjatuh sementara tiga lainnya berlindung di gerobak,” kata Agung.
Setelah baku tembak berhenti, beberapa anggota polisi yang berlindung di balik gerobak mengangkat senjata dan berteriak bahwa mereka anggota kepolisian.
Mendengar hal itu, Eko kemudian juga menyebut dirinya yang merupakan anggota TNI AL.
Agung menuturkan, baku tembak benar-benar berhenti setelah seorang anggota Kepolisian turun dari sebuah mobil dan meminta mereka meletakkan senjata.
“Eko melihat Ipda Maryono meletakkan senjata dan diikuti oleh teman-temannya sambil berkata ‘oke kita letakkan senjata’. Kemudian Eko melepaskan magazen dan mengosongkan kamar senpi, lalu memasukan senpinya ke holster,” ujar Agung.[Cnn/Wan]