Fashion Show di Banda Aceh Dibubarkan

TRANSINDONESIA.CO – Pemerintah Kota Banda Aceh yang dipimpin Illiza Saaduddin Djamal membubarkan fashion show yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Minggu (28/2/2016) petang.

Pembubaran acara “Indonesian Model Hunt 2016” itu dilakukan karena dinilai bertentangan dengan syariat Islam yang berlaku di bumi Serambi Mekah.

Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal seusai memimpin acara pembubaran kegiatan tersebut kepada wartawan mengatakan penampilan peserta tidak sesuai dengan syariat Islam, karena perempuan mengenakan tanktop, mengenakan celana ketat, rok mini, dan baju mini, serta tidak berkurudung.

Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal (kiri) memberikan pengarahan kepada peserta "fashion show" bertajuk "Indonesian Model Hunt 2016" setelah dibubarkan paksa, Minggu 28 Februari 2016.[Ant]
Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal (kiri) memberikan pengarahan kepada peserta “fashion show” bertajuk “Indonesian Model Hunt 2016” setelah dibubarkan paksa, Minggu 28 Februari 2016.[Ant]
Selain itu acara tersebut tidak mengantongi izin dari Kepolisian maupun Pemkot Banda Aceh.

“Ini pelecehan terhadap syariat,” katanya.

Demikian juga dengan peserta laki-laki, penampilannya sangat mencurigakan. Apalagi saat ini sedang heboh kasus LGBT.

“Kita harus sama-sama waspada dan menghindari kegiatan yang bisa merusak citra Aceh di mata nasional,” katanya.

Walikota mengaku dirinya mendapat laporan tentang fashion show, lengkap dengan fotonya. Foto-foto itu membuatnya berang.

“Penampilan fotonya itu tidak sesuai syariat,” ujarnya

Setelah mendapatkan laporan, dirinya bersama beberapa pejabat dan Satpol PP kemudian mendatangi Hotel Grand Nanggroe di Jalan Teungku Imum Leung Bata dan menyaksikan langsung acara. Setelah itu, dia meminta acara itu dihentikan. Sejumlah peserta dan penonton sempat bingung dengan aksi itu.

Walikota menyampaikan kekecewaannya karena fashion show yang digelar di Banda Aceh seharusnya disesuaikan dengan konteks syariat Islam yang sedang dijalankan, tetapi panitia tidak mengindahkannya.

Seusai membubarkan acara, walikota langsung memisahkan peserta yang mengenakan jilbab dengan yang tidak memakai jilbab. Peserta anak-anak kemudian diserahkan ke orangtua untuk dibawa pulang dan peserta remaja dibawa ke kantor Satpol PP untuk dibina.

“Kegiatan ini tidak mengantongi izin, baik izin acara, izin keramaian, dan izin tempat, juga tidak ada,” tutur Illiza.

Panitia “Indonesian Model Hunt 2016”, Panda Pohan Siahaan mengatakan sebenarnya pihaknya sudah menyesuaikan fashion show dengan budaya lokal dan saat technical meeting semua sudah sepakat memakai jilbab. Tetapi, saat acara digelar, ada yang tidak memakai jilbab.

Pada kesempatan itu, Panda meminta maaf kepada Pemerintah Kota Banda Aceh. Dia berjanji akan mengembalikan uang pendaftaran kepada peserta.[Sp/Don]

Share