Playboy Sudahi Keseronokan

TRANSINDONESIA.CO – Disaat banyak media cetak dan online yang mengumbar keseksian demi menaikkan jumlah pembaca, majalah pria dewasa, Playboy, malah menerbitkan edisi pertama mereka yang tidak menyertakan foto telanjang.

Dilansir dari CNN Money, Playboy melakukan hal tersebut dengan alasan untuk menaikkan jumlah pembaca generasi baru pada edisi Maret mendatang.

Sama dengan foto telanjang, Playboy juga akan mengurangi artikel kartun, humor dan foto-foto gadis Playboy alias Playmate.

Ketiadaan ciri khas Playboy itu akan diisi dengan tulisan-tulisan feature yang panjang.

Kualitas kertas majalah Playboy juga akan ditingkatkan, agar majalah bulanan itu memiliki citra baru sebagai majalah fesyen kelas atas.

Selain itu, pihak majalah berkata kalau Playboy tetaplah sama. Artikel wawancara eksklusif dan fiksi juga tetap ada.

“Kami ingin terus mempertahankan ciri khas majalah Playboy. Tapi banyak pula yang ingin kami kembangkan,” kata Cory Jones, pemimpin redaktur Playboy.

“Artikel kartun dan humor akan ditiadakan, karena tidak sesuai dengan pembaca yang lebih muda. Apakah Anda ingin tahu humor yang hanya membuat tertawa ayah atau kakek Anda? Tidak kan?” lanjutnya.

Perubahan konten Playboy tentu saja mengagetkan banyak orang, yang selama ini mengenal Playboy dengan kontennya yang seronok.

Meski tidak lagi seronok, namun Playboy tetap menampilkan foto-foto seksi yang akan diminimalisir keseronokannya.

“Foto-fotonya masih tetap seksi, tapi tetap wajar untuk dinikmati,” ujar Jones.

Bos majalah Playboy, Hugh Hefner, ternyata tidak keberatan jika majalahnya ingin mengakhiri keseronokannya.

“Ia hanya berkomentar ‘ini yang saya inginkan sejak dulu’,” kata Scott Flanders, CEO Playboy.

Setelah keseronokan Playboy diminamilisir, Flanders mengaku ingin majalahnya bisa bersaing dengan Vanity Fair atau yang sejenis.

Majalah Playboy.[Ist]
Majalah Playboy.[Ist]
Tidak lagi dengan GQ atau Maxim, saingannya selama ini.

Dengan tajuk rencana baru, Flandes juga berharap akan ada beragam pengiklan di majalahnya.

“Mungkin artikel mengenai pameran mobil Detroit akan kami tulis untuk yang pertama kali selama 20 tahun ini,” ujar Flanders.

Tidak semua orang senang dengan perubahan Playboy. Flanders mengatakan kalau pihaknya mendapatkan penolakan dari beberapa pengiklan langganan.

Tapi Flanders tetap merasa optimis.

“Mungkin ini terasa seperti mimpi bagi para pembaca yang tidak kreatif, karena majalah Playboy tidak akan lagi menampilkan banyak keseronokan,” kata Flanders.[Cnn/Nov]

Share