Tiga Orang Meninggal Dunia Akibat DBD di Lebak

TRANSINDONESIA.CO – Tiga penderita demam berdarah dengue (DBD) selama kurun waktu Januari 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Adjidarmo Rangkasbitung dilaporkan meninggal dunia.

“Ketiga penderita itu seorang warga Rangkasbitung dan dua lainya warga Kopo dan Jawilan Kabupaten Serang,” kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmutallah, di Lebak, Banten, Selasa (2/2/2016).

Selama ini, kasus DBD di Kabupaten Lebak mulai meningkat, menyusul tibanya musim hujan sehingga warga harus mewaspadai merebaknya penyakit DBD tersebut.

Saat ini, jumlah pasien DBD yang tercatat di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung sebanyak 103 orang terdiri dari warga Kabupaten Lebak dan luar daerah, seperti Kabupaten Serang, Tangerang dan Kabupaten Bogor.

Sebab, pasien RSUD Adjidarmo Rangkasbitung melayani masyarakat dari luar daerah, terutama daerah perbatasan antarkabupaten.

Untuk memutus mata rantai penularan DBD, masyarakat mengaktifkan kembali budaya gotong royong dengan melakukan kegiatan gerakan kebersihan lingkungan, seperti mengubur, menguras dan menimbun (3-M). Selain itu juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Kami yakin melalui kebersihan lingkungan dan melakukan PSN dapat memutus mata rantai penyakit yang mematikan itu,” ucapnya.

Menurut dia, sebagian besar warga penderita DBD tinggal di permukiman padat penduduk sekitar perkotaan Rangkasbitung, Cibadak, Maja, Warunggunung, Malingping, Banjarsari, Cipanas dan Kalanganyar.

Karena itu, pihaknya meminta jika masyarakat terkena penyakit DBD maka segera dilarikan ke Rumah Sakit atau Puskesmas.

Demam berdarah.
Demam berdarah.

Sebab jika terlambat mendapat pengobatan medis, maka pasien itu akan mengalami sok pendarahan hebat.

“Kami berharap bila warga mengalami demam selama tiga hari, maka cepat dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Ia menyebutkan, selama ini, kasus penderita DBD meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, akibat curah hujan yang masih terjadi di beberapa daerah di Kabupaten Lebak.

Penyebaran penyakit menular tersebut karena berkembangbiaknya nyamuk “Aedes aegyti” yang hidup di genangan air bersih yang tidak menyentuh tanah.

Selain itu, juga pihaknya melakukan penanganan kasus DBD dengan melakukan fogging ke sejumlah wilayah yang diduga menjadi penyebaran nyamuk Aedes aegypti.

“Kami melakukan fogging setelah dilakukan penyelidikan berkembangnya nyamuk DBD itu,” imbuhnya.

Kepala Puskesmas Kolelet Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Hasanah mengatakan, pihaknya saat ini terus melibatkan petugas tim gerak cepat (TGC) untuk melakukan penyuluhan di empat desa untuk mengantisipasi penyakit DBD.

Saat ini, kata dia, warga di wilayah tugasnya nisbi kecil terserang penyakit menular itu.

“Kami terus mendorong TGC dapat mengoptimalkan pencegahan DBD melalui kebersihan lingkungan dan PSN secara optimal guna membunuh jentik-jentik nyamuk DBD,” tukasnya.[Ant/Sap]

Share