Revolusi atau Refulusi?

TRANSINDONESIA.CO – Revolusi merupakan perubahan mendasar dan cepat hampir di semua bidang dan lini diubah dengan tata baru yang tak jarang menjungkir balikan tata lama.

Dengan semangat besar dan berkobar revolusi akan menjadi titik tonggak sejarah yang menandai adanya suatu perobahan besar dan menjadikan spirit baru dan juga harapan baru.

Dalam semangat revolusi ternyata ada plesetan-plesetan yang menjurus pada KKN yaitu tetap bertahannya semangat refulusi.

Ini merupakan refleksi bahwa fulus (uang) menjadi dewa dan di dewa-dewakan sehingga banyak yang diperbudak harta. Fulus tidak penting tapi pokok. Ya akhirnya 11 – 12 saja atau beti (beda tipis) saja.

Refulusi memang akan menjadi ganjalan atas revolusi karena semangatnya bukan merubah melainkan mempertahankan dan bahkan ingin terus melanggengkan. Bagaimana caranya dalam revolusi ini misalnya refulusi terus dan tetap berjalan.

        Ilustrasi
Ilustrasi

Buktinya apa? Dapat dilihat birokrasi yang patrimonial berisi krooni, cantrik, kaum babu yang merupakan produk hutang budi tanpa kompetensi mash merajai.

Kelompok-kelompok status quo dan nyaman mempertahankan zona kenyamanan dan kemapanan akan mati-matian dan tak jarang mereka memanfaatkan primordialnya untuk landasan refulusinya.

Revolusi dipimpin para pejuang patriotik tanpa pamrih dan penuh semangat demi kebaikan dan perbaikan. Mereka rela menjadi ganjal bahkan korban atau dikorbankan sekalipun demi tercapainya tujuan mulia.

Sedang refulusi dipimpin dan dikuasai kaum mafia birokrasi, pecundang produk hutang budi dan pemburu rente cari enak serta nyamanya sendiri, menari diatas penderitaan dan kesengsaraan rakyat. Mana yg akan kita dukung revolusi atau refulusi? Monggo … (CDL-27012016)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share