Soal Mundurnya Djoko, Pengamat: Condro Kirono Tak Punya Rasa Malu

TRANSINDONESIA.CO – Pengunduran diri Dirjen Perhubungan Darat, Kementrian Perhubungan, Djoko Sasono, masih menjadi perhatian publik dan pengamat angkat bicara soal rasa malu atas ketidak mampuan dalam mengemban tugas.

Masih langka pejabat di Tanah Air ini apalagi suatu kedudukan atau jabatan yang dinilai cukup ‘empuk dan basah’ mau mengakui kegagalannya apalagi sampai mundur dari jabatan.

Di era Presiden Jokowi ini baru dua pejabat yang mengundurkan diri yakni Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Sigit Priadi Pramudito, mundur pada 1 Desember 2015, karena alasan tak dapat mencapai target penerimaan pajak 2015.

Di pengujung tahun ini juga, aksi mundur Sigit diikuti oleh Dirjen Perhubungan Darat, Kementrian Perhubungan, Djoko Sasono, dengan alasan tak mampu mengurai kemacetan pada libur panjang akhir tahun.

Namun, aksi mundur dari jabatan sepertinya tidak berlaku di tubuh Polri, dimana tanggung jawab kemacetan juga tertumpu dan tidak terlepas dari tugas dan Polri dalam hal ini Kakorlntas yang merupakan mitra sejajar dari Dirjen Perhubungan Darat.

Kakorlantas Polri, Irjen Pol Condro Kirono dan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono.
Kakorlantas Polri, Irjen Pol Condro Kirono dan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono.

Dimana jabatan Kakorlantas Polri yang diemban Irjen Pol Condro Kirono, dan duduk disebelah Djoko saat mengumumkan penguduran dirinya.

Mantan Kapolda Riau itu sampai saat ini tidak bergeming untuk meninggalkan jabatannya, sehingga banyak pengamat mulai bersuara karena Condro yang dinilai tidak lepas dari tanggung jawabnya dalam kemacetan itu.

Pengamat Kepolisian, Rahmat Satria, mengungkapkan Condro Kirono seyogyanya punya rasa malu ketika Dirjen Perhubungan Darat mengundurkan diri, karena masalah kemacetan arus lalu lintas tanggung jawab Polantas dan Dishub.

“Jika Djoko mundur, karena dia merasa ikut bertanggung jawab. Saat Dirjen mengumumkan pengunduran diri Condro ada disampingnya. Seharusnya Candro Kirono punya rasa malu dan mengikuti langkah Djoko mundur,” kata Rahmat di Jakarta dalam siaran persnya, Senin (28/12/2015).

Menurut Rahmat, rakyat berempati pada Dishub dalam hal ini Djoko tapi sebaliknya mencibir Kakorlantas yang dinilai tidak punya rasa malu.

“Mestinya Condro punya rasa malu. Jika sayang akan jabatannya, minimal dia serahkan tugas dan tanggung jawab kepada wakilnya. Karena di Polri hampir tidak mengenal mundur dari jabatan kecuali berhenti dari kepolisian, seperti yang dilakukan Kolonel Adang Rismanto saat menjabat Kadit Serse (kala itu) di Polda Metro Jaya,” kata Rahmat.(Yan)

Share