Solusi Pengobatan ala Balsem
TRANSINDONESIA.CO – KH Mustafa Bisri dalam pembacaan puisinya mengatakan, pengobatan ala balsem, pusing digosok balsem, sembuh sesaat dan pusing lagi. Karena pengobatan ala balsem tidaklah menyembuhkan pada akar masalahnya.
Demikian halnya kebijakan-kebijakan instan yang dilakukan dengan cara menggampangkan masalah dan reaktif semata-mata untuk menunjukan kinerjanya dalam memberi solusi.
Kinerja parsial dan akan berulang lagi diwaktu yang akan datang. Menindak dengan mengenakan pasal-pasal hukum dan mencabut perijinan ini sama saja dengan pengobatan ala balsem, tidak mencegah dan tidak memperbaiki sistem yang ada.
Dalam birokrasi cenderung tidak ramah dengan pengobatan yang menyembuhkan akar masalah, karena akan berkaitan dengan perubahan sistem yang dapat mengacam previlagenya.
Sistem-sistem yang manual, konvensional dan parsial sifatnya temporer dan banyak peluang kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Akar masalah penyakit pada birokrasi yang tidak terselesaikan dengan tuntas akan berdampak pada sistem pelayanan kepada publik yang citranya buruk.
Citra buruk bagi birokrasi merupakan social cost yang sangat mahal karena berdampak pada ketidak percayaan publik.
Perbaikan sistem secara terpadu dan dengan pola terhubung (online) yang berbasis pada sistem elektronik akan membantu pada perbaikan kultur birokrasi dan kinerja para birokrat dalam memberikan pelayanan prima kepad publik.
Ini akan membantu juga dalam mewujudkan clean goverment. Basic pengobatan tuntas, tas-tas, taaaassss… memang tidak ada, namun dengan membangun system online akan melansasi pengobatan sampai ke akar-akarnya tidak lagi dengan ala balsem.(CDL-Jkt271215)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana