130 Desa di Banjar Kesulitan Air Bersih

Kemarau
Kemarau

TRANSINDONESIA.CO – Kekerinan yang melanda beberapa wilayah di Inonesia mengakibatkan warga kesulitan mendpatkan air bersih.

Penjabat Bupati Banjar, Kalimantan Selatan, Rahmadi Kurdi mengatakan sedikitnya 130 desa yang tersebar pada tujuh kecamatan di wilayahnya mengalami kekeringan dan kesulitas air bersih.

Menurut Rakhmadi di Banjarmasin, kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir menyebabkan sungai-sungai yang selama ini menjadi tumpuan masyarakat kering, kalaupun masih ada airnya sudah terkena dampak instrusi air laut.

“Sebagian besar sungai di Kabupaten Banjar kini terasa asin akibat instrusi air laut yang cukup parah,” katanya, kemaren.

Beberapa daerah yang mengalami kesulitan air bersih terparah adalah di Kecamatan Cintapuri, Sambungmakmur, Simpangampat dan Aluh-aluh.

Seperti warga di Kecamatan Aluh-Aluh harus mencari air dengan menggunakan kelotok hingga puluhan kilo, ke luar daerah atau keluar desa.

Jumlah kawasan kekeringan dan kesulitan air bersih itu lanjut dia, bertambah drastis dari data satu bulan sebelumnya, yang hanya melanda di lima kecamatan dengan penduduk sekitar 10 ribu Kepala Keluarga (KK).

Trans Global

Mengatasi masalah tersebut, Rakhmadi telah menyetujui penyaluran bantuan air bersih sebagai tanggap darurat bencana kepada warga yang saat ini sedang mengalami kesulitan air bersih, meskipun sebatas untuk konsumsi, bukan keperluan mencuci dan mandi.

BPBD Kabupaten Banjar membeli dan mengirim air bersih dengan menggunakan mobil tanki berisi 10 ribu liter untuk dibagikan kepada masyarakat secara gratis dengan bergantian di masing-masing daerah.

Namun, tambah dia, alokasi dana untuk kegiatan ini sangat terbatas, bahkan hampir habis, sehingga kita perlu mendapatkan tambahan dana lagi.

“Itu sebabnya, Pemkab Banjar, mengirim surat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), meminta bantuan dana tanggap darurat untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di tujuh kecamatan itu,” katanya.

Bukan hanya kekeringan yang kini melanda sebagian besar wilayah Kalimantan, tetapi juga bencana kebakaran lahan dan hutan, yang kini juga semakin parah.

Hampir tiap hari, selalu terjadi kebakaran, baik itu di permukiman warga, maupun dilahan gambut atau semak-semak dan hutan.

Kondisi tersebut menyebabkan, kabut asap selalu menyelimuti Kota Banjarmasin dan 12 kabupaten dan kota lainnya.(Ant/Tan)

Share