Pasangan Benny Mamoto Gagal Ikut Pilgub Sulut

Pilkada Serentak.(ist)
Pilkada Serentak.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Meski hasil survey selalu tertinggi, Benny Jozua Mamoto gagal menjadi calon Gubernur Sulawesi Utara (Sulut).

Pilkada serentak tinggal 4 bulan lagi tepatnya 9 Desember 2015.

Pendaftaran para kandidat kepala daerah baik bupati,walikota dan gubernur sudah ditutup Selasa (28/7/2015).

Memang, ada 11 daerah kabupaten-Kota yang diperpanjang pendaftarannya karena sampai ditutup hanya satu pasangan yang daftar, padahal menurut undang-undang pemilukada hal ini tidak dibenarkan.

Jadi mesti ada calon lain, sehingga pemilihan kepala daerah bisa dilangsungkan.

Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo mengaku, jika memang sampai akhir pendaftaran yang ditetapkan KPUD belum ada juga yang mndaftar pihak pemerintah akanmengajukan tiga opsi.

“Pokoknya opsi terakhir presiden harus keluarkan Perppu,” tutur Tjahyo.

Memang kondisi ini bisa terjadi membuktikan kurangnya kaderisasi dari parpol untuk mengusung anggatonya untuk bertarung dalam pilkada. Atau pendapat lain menyebutkan kurangnya minat cagub,cabup dan cawalkot karena besarnya mahar politik yang diminta parpol.

Sebelumnya sejumlah petinggi parpol memang membantah ada mahar politik, tapi hal ini sulit dibantah di lapangan.

“Tak ada minum kopi gratis,” ucap seorang fungsionaris partai yang tak mau disebut namanya.

Menanggapi soal mahar politik Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, mahar politik ini bisa dipidana karena melanggar KUHP.

“Polri, KPK dan Kejaksaan bisa mengusut mahar politik,”jelas Neta.

Contoh, kasus yang sulit diterima akal sehat menimpa salah satu bakal calon Gubernur Sulut Irjen Pol (Purn) Benny Jozua Mamoto.

Benny yang sebelumnya sudah ditunjuk DPP Golkar versi Agung Laksono, pada detik-detik terakhir kemudian menarik dukungannya dengan menunjuk Cagub Ely Lasut.

Padahal, penunjukkan mantan Deputy Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) ini berdasarkan survey yang kredibel.

Bahkan, sejumlah survey lainnya di Sulut selalu menempatkan Benny Jozua Mamoto di urutan pertama.

Tapi inilah drama politik, banyak aktor yang berkepentingan di dalamnya. Padahal sedianya Benny Jozua Mamoto akan menggandeng wakilnya seorang politisi muda asal Sulut Hendrik Kawilarang Luntungan (HKL).

Hendrik Kawilarang Luntungan yang sempat menyewa pesawat khusus ke Menado beberapa jam sebelum ditutupnya pendaftaran merasa kaget dengan penunjukkan Ely Lasut sebagai cagub.

“Pak Benny dikerjain,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Menurut HKL, para kandidat cagub Sulut, memang sangat memperhitungkan Benny J Mamoto, karena nama BJM sudah sangat merakyat.

“Beliau punya karakter dan sangat anti korupsi. Hal ini sudah dibuktikannya saat masih bertugas di Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri,” tutur HKL.

Gagalnya Benny J Mamoto, menjadi kandidat cagub, akhirnya membuat tiga Cagub Sulut Oly Dondokambey (PDIP), Maya Rumantir (gabungan Gerindra-Demokrat) dan Ely Lasut (Golkar) mantan Bupati Talaud yang pernah terlibat kasus korupsi APBD. (Nic)

Share
Leave a comment