Walhi Riau Klaim Sungai Siak ‘Sakit’

Sungai Siak Pekanbaru.(dok)
Sungai Siak Pekanbaru.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Riau mengklaim bahwa kondisi Sungai Siak sepanjang 400 km saat ini secara umum sedang dalam keadaan “sakit”.

“Kualitas Sungai Siak secara umum menurun drastis. Bahkan kalau diukurkan seperti pada kesehatan manusia, Sungai Siak saat ini dalam keadaan ‘sakit’,” ungkap Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan, di Pekanbaru, Rabu (29/7/2015).

Riko menyebutkan, Sungai Siak Provinsi Riau membentang di lima kabupaten/kota, yakni Rokan Hulu, Kampar Pekanbaru, Siak dan Bengkalis.

Saat ini kelima kabupaten/kota memiliki perlakuan yang merusak pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Baik itu masyarakatnya maupun dunia industrinya.

Riko menilai dampak dari perlakuan yang senonoh dari masyarakat dan dunia usaha yang berada dihamparan sungai sepanjang 400km tersebut telah terjadi pengrusakan yang drastis.

Walhi menganalisis ada tiga penyebab “sakitnya” Sungai Siak, Pertama alih fungsi kawasan yang berada di sekitar DAS, dimana saat ini bebasnya pembangunan industri perumahan tanpa memandang batas aman dari bibir sungai.

Alih fungsi lahan di sini, kata Riko, mencakup perkembangan pembangunan perkebunan sawit dan karet, yang tidak mengindahkan kondisi Sungai Siak, termasuk pengelolaan kawasan kehutanan.

Tidak adanya aturan yang jelas dan tegas dari kelima kabupaten/kota yang menjadi lintasan Sungai Siak, membuat para pemilik uang bebas mengelola kawasan DAS.

Penyebab kedua adalah pencemaran lingkungan. Pengelolaan limbah yang tidak maksimal, dibuangnya limbah domestik dan industri ke sungai membuat biota mahluk hidup pada Sungai Siak terkontaminasi bahkan mati.

Ini sudah lama mempengaruhi daerah tangkapan ikan yang selama ini menjadi andalan nelayan dari Sungai Siak.

“Kondisi daerah tangkapan air Sungai Siak 80 persen sudah beralih fungsi,” tandasnya.

Yang tidak kalah pentingnyaadalah abrasi Sungai Siak.

Jika kondisi ini tidak segera disikapi, menurut Riko, kerusakan Sungai Siak semakin parah bahkan bisa menjadi “sekarat”.

Ia berharap ada solusi di kelima kabupaten/kota dengan secara simultan dan serentak melakukan perbaikan sungai terdalam di Indonesia ini.

“Kelima Kabupaten/Kota sudah melakukan perbaikan, tetapi belum maksimal karena secara sendiri-sendiri,” pungkasnya.(ant/ful)

Share