Bisnis Keamanan Bergaya Preman?

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Keamanan tatkala tidak dilihat sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat maka, keamanan akan menjadi ajang bisnis atau ajang perebutan dan dianalogikan sebagai sumber daya.

Tatkala keamanan dilihat dalam pendekatan sumber daya maka, keamanan akan menjadi lahan atau ajang konflik kepentingan untuk kekuasaan dan penguasaanya.

Banyak cara menguasai ranah keamanan, mulai dari legalnya, birokrasinya, model atau pola kerjanya, dari cara-cara bekerjanya hingga kekuatan yang siap dikerahkan untuk memaksaakan penguasaan keamanan.

Keamanan karena, keterpaksaan, ketakutan, ancaman, kekerasan, rekayasa yang cenderung ilegal bahkan pembuatan legal yang sarat kepentingan maka, keamanan akan jauh dari rasa aman.

Rasa aman hanya milik ‘anjing si tuan polan’, yang lain aman karena membayar, memberi sesuatu, sudah ada kongkalikong. Gaya-gaya preman mengamankan merajalela dan terjadi dimana-mana.

Atas dasar keamanan bisa memaksa orang untuk patuh dan taat mau tidak mau harus mengikuti. Keamanan yang dikelola ala preman bisa-bisa keamanan yang dibisniskan dan wani piro untuk keamanan.

Keamanan semu akan terwujud sebagai bentuk seremonial dan kepura-puraan dalam keamanan yang digunakan dengan gaya-gaya preman.(CDL-Jkt090715)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share