Waspadai Titik Api di Riau dan Kalimantan Meningkat pada Oktober

Helikopter menurunkan hujan buatan untuk memadamkan api di hutan Riau yang terbakar.(dok)
Helikopter menurunkan hujan buatan untuk memadamkan api di hutan Riau yang terbakar.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Selain musim kering yang mengancam wilayah Indoensia, sejumlah titik api di Provinsi Riau semakin meningkat hingga dikhawatirkan akan terjadi kebakaran hutan.

“Memang di beberapa bagian besar wilayah di Indoensia yang kondisinya kering, akibat curah hujan kurang dari 100 mm per bulan menyebakan kemarau memicu titik api di Raiu semakin banyak,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya kepada TRANSINDONESIA.CO di Jakarta, Minggu (28/6/2015).

Menurut Sutopo, terbatasnya curah hujan di Provinsi Riau juga telah menyebabkan titik api terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.

“Pada Minggu (28/6/2015), satelit Modis memantau 207 titik api di Sumatera, dimana 71 titik api berada di Riau yaitu di di Pelalawan 24, Rokan Hilir 18, Bengkalis 9, Inhil 6, Dumai 5, Siak 3, Inhu 3, di Kuansing, Meranti, Kampar masing-masing 1 titik api. Luas lahan terbakar 142 hektar. Petugas gabungan dari Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan relawan telah berhasil memadamkan 69 hektar. Sedangkan 73 hektar belum dapat dipadamkan. Penyebab kebakaran adalah dibakar untuk pembersihan dan pembukaan lahan,” kata Sutopo.

Hujan Buatan Terkendala

Sedangkan hujan buatan yang dilakukan BPPT bersama BNPB dan TNI AU sejak Senin (22/6/2015) hingga sekarang mengalami kendala tidak tersedianya awan-awan potensial di atmosfer yang layak untuk disemai dengan bahan NaCl. Pada Jumat (26/6/2015) dan Sabtu (27/6/2015) tidak dilakukan penerbangan menyemai awan.

“Hingga hari keenam pelaksanaan hujan buatan baru dilakukan 4 kali penerbangan dengan menebarkan 9,2 ton bahan NaCl dengan pesawat terbang CN 295 TNI AU di ketinggian 11.000 – 13.000 kaki di wilayah Riau,” katanya.

Berdasarkan pola titik api tahun 2006-2014 di Sumatera-Kalimantan, jumlah titik api akan terus meningkat hingga Oktober mendatang. Puncak titik api pada September.

“Semua unsur baik pemerintah, pemda, dunia usaha dan masyarakat untuk selalu mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan,” kata Sutopo.(lin)

Share