TRANSINDONESIA.CO – Panitia pendaftaran SMP Negeri 26 Kota Bekasi, Jawa Barat, dinilai arogan serta mematahkan semangat dan merusak psikologis anak calon murid yang hendak masuk tahun ajaran 2015.
Banyaknya protes para calon wali murid iti disebabkan seorang panitia Wanita dan seorang pria berama belakanh Sobary yang tidak paham dengan pendidikan itu semestinya tidak bisa diangkat jadi guru.
“Apalagi jadi pegawai negeri sipil, ini tidak hanya merugikan negara tapi juga merusak mental anak,” ungkap salah seorang calon wali murid kepadaTransindonesia.co, Sabtu (27/6/2015).
Dimana awalnya pria itu datang bersama putrinya yang awalnya hendak dimasukan ke SMPN26 itu akhirnya dibatalkannya untuk mendaftarkan anaknya.
“Kalau begini saja sudah tidak becus, bagaimana nanti mendidik murid?,” kata Hasibuan salah seorang calon wali murid yang hilang kepercayaannya atas pengajar disekolah yang terletak didalam pemukiman perumahan Graha Bekasi, Kecamatan Mustka Jaya, Kota Bekasi.
Hal itu disebabkan, saat wali murid mendaftarkan langsung putrinya, namun bukannya dilayani melainkan sibuk nanyak-nanyak soal nilai dan sekolah asal yang intinya seperti menolak pendaftaran.
Saat diprotes calon wali murid, apakah bisa didaftar atau tidak? sedangkan sang calon wali murid yang menjaga psikologis anaknya yang seperti tidak diterima wanita panitia yang duduk dimeja pintu masuk pendaftaran malah melemparkan kepada Sobary.
Tak jauh berbeda sikap, Sobary yang duduk dimeja sebelah kanan wanita paroh baya itu juga membuat calon wali murid tak lagi dapat menahan emosinya
Untung saja, beberapa calon wali murid lainnya dapat menenangkan sang calon murid yang tengah diamuk emosional sampai pergi meninggalkan sekolah dan memutuskan tidak jadi mendaftarkan putrinya.
Sedangkan Sobary yang juga terlihat arogan jauh dari pribadi pendidik itu menantang dan tidak takut dilaporkan ke Diknas Kota Bekasi.
“Lapor kemana saja saya tidak takut,” kata Sobary seperti jagoan.
Hal itu kemudian membuat beberapa calon murid yang awalnya sudah kesal melihat sikap arogansi kedua panitia itu, langsung menlancarkan protes.
“Pak, harusnya orang datang may daftar, ya daftarkan saja. Soal diterima atau tidaknya kan itu bisa dilihat nanti. Dari tadi juga bapak dan ibu seperti menahan orang yang mau daftar,” potes calon wali murid yang sempat menenangkan calon wali murid pertama yang sempat protes keras.(Dam)