Benar Salah Suasana Hati Sang Ndoro

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Benar salah terkadang mengikuti selera dan suasana hati ‘Ndoro’, tatkala selera/suasana hati kurang pas maka,kebijakan dan perintahnya adalah ungkapan kemarahan.

Apa saja yang bawahan lakukan akan disalahkan. Ndoro pening anak buah pusing tujuh keliling, para cantrik akan berusaha menghiburnya. Para golden child akan berdatangan menghibur agar duka beralih suka.

Salah dan benar tatkala mengikuti selera maka standarnya adalah subyektifitas yang berbasis suasana hati ndoronya.

Ndoro sedang senang maka semua bersuka cita salah sekalipun akan dibenarkanya. Suasana ini tentu tidak hanya jauh ndoro dan jauh dari profesional.

Benar dan salah semestinya dibuat dalam standarisasi yang jelas. Tatkala berdasarkan selera hati ini bisa saja esuk dele sore tempe alis mencla-mencle dan parahnya lagi tatkala berdampak pada lingkungan, masyarakat tentu akan saling tuding dan saling salah menyalahkan. Ndoro cant do no wrong. Ndoro selalu benar, bawahan salah dan disalahkan.

Benar dan salah dalam birokrasi yang rasional berbasis pada SOP yang dibuat ada pedoman-pedoman, solusi dan alternative-alternatif.

Model-model penyelesaian masalah akan menjadikan sistem standardisasi bisa diimplementasikan, sistem penilaian kinerja dapat dilakukan dan etika kerja bisa menjadi obyektif sebagai pedoman. Kebijakan dibuat dasarnya pada analisa dan riset bukan berdasar kesukaan atau suasana hati. (CDL-Jkt170615)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share