
TRANSINDONESIA.CO – “Semakin banyak tantangan dihadapi maka hidup semakin berwarna seperti pelangi yang tersusun beberapa warna agar indah dilihatnya maka jangan pernah menyerah dengan tantangan yang menghadapimu karena itulah torehan warna yang kelak akan membuatmu terpancar cerah nan indah” seperti itulah ungkapan yang selalu terlontarkan ketika setiap kali clothing statement seorang perempuan yang selalu ingin memberikan warna di Bumi Lasinrang.
Sosok perempuan itu bernama Maharani, yang terdapat pada dua suku kata yaitu “Maha” artinya besar dan “Rani” artinya perempuan, Maharani lahir di Sulawesi Selatan pada hari jum’at 16 juni 1988, sebagai anak ke – 7 dari 7 bersaudara dari pasangan Haji Baharuddin yang berprofesi sebagai sopir angkot bangunan dan Jawariah yang berprofesi sebagai tukang jahit beralamatkan di Jalan Lembu, Kelurahan Maccorawalie, Kecamantan Watang Sawitto.
Sebagai anak bungsu dari keluarga yang bisa dikatakan ekonominya hidup pas-pasan , bukan tidak mungkin menjalani hidup yang serba berkecukupan baik dalam biaya hidup sehari-hari maupun menjalani jenjang sekolah, namun disinilah awal tantangan ini dimulai.
Maharani mulai mengencam sekolah dasar di SDN 5 Pinrang tahun 1994,yang awal semestinya adalah sekolah kanak-kanak seperti yang dikenyam oleh anak-anak se usianya, namun karena biaya hidup keluarga yang pas-pasan maka sekolah dasar menjadi awal sekolahnya.
Hobinya yang tak bisa ia tinggalkan adalah membaca mulai dari komik, bahkan Koran-koran bekas. Pada tahun 2000 beliau memasuki Sekolah Menengah Pertama, niat awal masuk di SMP 1 Pinrang, namun karena keluarga yang tidak mampu maka rani sebagai nama panggilan sehari-hari melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Terbuka Pinrang yang bertempatkan di SMP Negeri 1 Pinrang.
Rani bukanlah sosok perempuan yang cerdas dan sering dapat pujian dari guru-guru namun karena keuletannya bergaul dengan sesamanya, rajin membaca buku, buku yang paling disukai Rani adalah “Psikologi remaja” dan tak pernah berhenti untuk belajar Bahasa Inggris karena Rani berfikir bahwa bahasa Inggris lah yang menjadi kebutuhan di masa depan, pada tingkatan kelas 3 SMP.
Awal karier organisasi dimulai dengan mengikuti Taruna Melati Ikatan Remaja Muhammadiyah (TM IRM) dan menyambung sekolahnya hingga sekolah lebih tinggi lagi di SMK Negeri 1 Pinrang, jurusan Tata Busana pada tahun 2003 hingga 2006.
Pada lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Neg.1 Pinrang, hampir seluruh organisasi yang diikuti, mulai organisasi intern maupun ekstern, seperti OSIS, REMUS, Lifeskiil Bahasa Inggris dan Pramuka sakabayangkara.
Pasca sekolah menengah kejuruan Negeri 1 Pinrang, rani mulai kerja di salah satu tempat menjahit di Jalan Ahmad Yani sesuai dengan skillnya sebagai penjahit, selama 2 bulan 15 hari selepas itu,membuka usaha jahitan dirumahnya sendiri.
Dengan hasil upahnya itulah yang ditabung untuk masuk di perguruan tinggi di STAI DDI Pinrang pada tahun 2007 fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Dalam ruang lingkup kampus STAI DDI Pinrang, banyak kendala yang dilaluinya mulai dengan kondisi kampus yang tidak memungkinkan, fasilitas yang tidak mendukung serta kondisi mahasiswa yang apatis dengan kondisi yang ada, maka disinilah peluang untuk mengimplementasikan fungsi mahasiswa sebagai social of control.mestinya tak akan teraplikasikan tanpa memasuki sebuah wadah yang disebut dengan organisasi.
Ada beberapa organisasi yang mulai dikenal bahkan menjadi anggota seperti Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), namun tak pernah bertahan lama karena kondisi organisasi tersebut yang masih fakum dan belum menyentuh mahasiswa yang seutuhnya.
Tapi akhir dalam petualanganya dalam mengenal Organisasi dengan adanya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang dulunya dinahgkodai oleh Ismail Tiro, meskipun kondisi internal HMI belum besar dan belum mengena seluruh kalangan mahasiswa di Pinrang tapi bagi Rani, organisasi ini yang akan membawanya berpetualang dalam mengarungi samudra laut yang begitu menantang.
Awal karir di HMI dimulainya dari komisariat yang dulunya disebut komisariat Ambo Dalle, dengan bekerja sama dengan teman-teman sesama komisariat maka mulailah komisariat itu diaktifkan kembali setelah beberapa lama fakum, dan itu membuahkan hasil.
Tapi dilihat dari kondisi kalangan perempuan di kalangan HMI yang bernama Korps-HMI-Wati yang butuh struktur kepengurusan dicabang ,maka rani mulai menjejaki karirnya untuk masuk sebagai wakil sekertaris kohati cabang, dari sinilah mulai mengenal lebih dalam lagi organisasi yang tertua ini,
Setahun sudah berjalan, maka priode kepengurusan sudah selesai maka musyawarah untuk melaksanakan hal itu disebut dengan Konferensi Cabang.
Dengan keyakinan akan menang maka dengan ucapan “Bismillah”,Rani maju sebagai Calon kandidat Ketua Umum cabang priode 2012-2013 yang waktu itu kandidat yang maju adalah 3 dari komisariat yang berbeda, namun dengan sifat yang optimis Rani terpilih sebagai Ketua umum.
Dalam menjalani masa kepengurusannya, menahkodai organisasi ini di cabang Pinrang, banyak sisi manis dan pahit yang dilaluinya, yang menjadikan pengalaman sebagai gurunya, memahami karakter orang lain sebagai bukunya dan sifat mendahulukan kepentingan orang lain adalah prinsipnya.
Yang tidak mustahil organisasi ini mulai mengenal dan menyentuh mahasiswa,birokrat dan bahkan masyarakat.
Pada akhir tahun 2012 dengan sifat yang pantang menyerah akhirnya selesai jugalah proses di pendidikan formal sebagai sarjana dengan mengenakan toga, meskipun menurut pandangan yang lain bahwa mengenyam pendidikan di daerah beda dengan di kota-kota besar.
Namun bukankah tujuan awal di himpunan adalah Insan Akademisnya dan bukankah Bapak Soekarno Presiden Pertama RI yang sekolahnya berada di Pegunungan jauh dari perkotaan dapat memproklamatorkan kemerdekaan RI di depan Istana Negara..
Pada akhir tahun 2013 selesailah masa pengurusan sebagai ketua Umum HMI Cabang Pinrang, kemudian dilanjutkan dengan Moh. Solihin, sebagai ketua umum, pada tahun akhir 2014 Rani mulai menjelajah lagi sebagai fungsionaris PB HMI dan melanjutkan studynya di Universitas Jayabaya Jakarta, jurusan komunikasi Politik sampai sekarang.(rel/sis)