Warga Perbatasan NTT Kecewa Tak Dikunjungi Jokowi

Presiden Jokowi kunjungi NTT.(ant)
Presiden Jokowi kunjungi NTT.(ant)

TRANSINDONESIA.CO – Warga perbatasan di Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kecewa daerahnya yang berbatasan dengan Oecusse enclave Timor Leste tidak disinggahi rombongan Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana.

“Semua persiapan untuk menyambut kedatangan Presiden RI ke-7 itu sejak sepekan terakhir mulai dari penerimaan secara adat dan modern, keamanan dan protokoler hingga pembuatan ‘helipat’ dan persiapan lainnya di desa Napan, Kecamatan Miomaffo Timur, namun semua itu sia-sia,” kata tokoh masyarakat warga eks Timtim Moko Zoares, ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu (20/12/2014), terkait batalnya kunjungan Presiden ke daerah itu.

Menurut mantan pimpinan pejuang Otonomi Khusus itu, ribuan warga perbatasan di daerah itu berharap Presiden yang akrab disapa dengan Jokowi itu berkesempatan melihat langsung kondisi pembangunan dan kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan itu.

“Semestinya Pak Jokowi mengunjungi saja salah satu titik wilayah yang paling terisolir di Kabupaten Timor Tengah Utara ini dan belum banyak tersentuh pembangunan seperti daerah lain ang serba terbatas,” katanya.

Karena serba terbatas itu, katanya, maka sering saja tindakan melawan hukum seperti penyelundupan bahan bakar minyak dan bahan kebutuhan pokok dari Indonesia ke Timor Leste yang berdampak terhadap Kamtibmas dan kriminalitas.

“Warga kedua negara tetangga itu sering kali muncul ketegangan karena persoalan tapal batas yang belum jelas, sehingga acap kali ada pelanggaran terhadap teritorial masing-masing wilayah dan berujung pada konflik horisontal dan cukup menggangu ketenangan beraktivitas,” katanya.

Ia mengatakan apabila hal ini dibiarkan terus menerus, maka bukan tidak mungkin mereka memilih kembali ke Timor Leste atau atau memiliki dua kewarganegaraan karena situasi keamanan dan desakan ekonomi yang melilit warga perbatasan itu.

“Memang meskipun secara adat istiadat dan budaya warga kedua negara ini masih memiliki hubungan darah karena pertalian kawin-mawin, namun untuk persoalan pemenuhan kebutuhan hidup menjadi tanggungjawab masing-masing,” katanya.

Sehingga lanjut dia momentum kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Iriani serta rombongan ke NTT harusnya dimanfaatkan untuk menyinggahi dan menyapa mereka sebagai salah satu cara memberi keteduhan dan kekuatan baru untuk tetap mencintai NKRI sampai kapan pun.

“Harusnya tidak perlu diagendakan terlebih dahulu, kalau memang tidak ada kesempatan untuk menyinggahi warga perbatasan di daerah itu, sehingga tidak menyimpan harapan dan persiapan bagi warga untuk bertemu dengan matan gubernur DKI Jakarta itu,” katanya.

Apalagi kata dia, hanya sempat berkunjung ke Mata’ain di Kabupaten Belu yang semakin menimbulkan perasaan kecawa karena terkesan pilih kasih dalam kunjungan itu, karena kedua wilayah itu sama disiapkan untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi bersama ibu negara dan rombongan.

Sebelumnya sesuai agenda kunjungan Presiden Jokowi, telah terbesit kabar akan berkunjung ke perbatasan. Hanya apakah di Kabupaten TTU atau Belu belum dipastikan. Setelah merayakan HUT NTT ke-56 di Aula rumah jabatan gubernur NTT, Presiden Jokowi memutuskan untuk hanya berkunjung ke Motaain gerbang utama perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Sekda Kabupaten Belu Petrus Bere juga mengakui bahwa apakah Presiden Jokowi dan Ibu Negara serta rombongan berkunjung ke Belu atau TTU, sifatnya masih tentatif.

Meskipun demikian kami telah siap menyambut kedatangan Presiden yang baru terpilih dua bulan terhitung 20 Oktober 2014 itu.(ant/kum)

Share
Leave a comment