BNPB Pasang 40 Alat Deteksi Dini Longsor

TNI masih melakukan pencari terhadap lorban ;ongsor Banarnegara.(ist)
TNI masih melakukan pencari terhadap lorban ;ongsor Banarnegara.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memasang 40 alat sistem peringatan dini bencana di sejumlah titik yang rawan mengalami pergerakan tanah dan longsor di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa tengah dan Yogyakarta.

Kepala BPBD DIY, Gatot Saptadi mengatakan, sebanyak 20 alat sistem peringatan dini (early warning system) berupa extensometer akan ditempatkan di 3 provinsi itu pada Desember ini, di daerah dengan potensi longsor terbesar.

“Extensometer akan memberikan peringatan dini melalui media suara apabila mulai terjadi pergerakan tanah yang berpotensi bencana. Dengan menempatkan extensometer di sejumlah titik rawan bencana, pihaknya berharap dapat meminimalisir potensi korban jatuh akibat bencana tanah longsor,” ujar dia.

Gatot menyebut, penempatan alat itu merupakan 1 dari 5 langkah yang diputuskan dalam rapat bersama tim penanggulangan bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, BPPT, Badan Geologi, serta akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lapan, serta komunitas ilmu pengetahuan dan teknologi bencana yang digelar di Kantor BPBD DIY, Kamis (18/12/2014) malam.

“Sebanyak 20 alat akan dipasangkan pada Desember ini. 10 alat di Jawa Barat – itu yang dari Badan Geologi, dan 10 alat lagi di Jateng – itu yang dari UGM,” ujarnya.

Kemudian, sebanyak 20 alat lainnya akan mulai dipasang pada Januari 2015. Hanya saja, pihaknya masih belum menentukan tempat pemasangan extensometer tersebut. “Belum ditentukan. Yang jelas akan dipasang di daerah-daerah yang dianggap berpotensi bencana,” ujarnya.

Gatot  menambahkan, selain Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur juga merupakan salah satu daerah rawan potensi longsor di tengah perkembangan cuaca dan iklim dalam beberapa pekan terakhir.

Gatot mengatakan, rapat koordinasi tersebut merupakan tindak lanjut rapat Kabinet Kerja tentang bencana longsor di Banjarnegara. “Ada lima langkah yang disepakati oleh rapat,” katanya.

Kelima langkah tersebut yaitu survei rawan longsor, sosialisasi, pembentukan perangkat kerja tim siaga bencana di tingkat desa, pemasangan alat sistem peringatan dini bencana, serta latihan penyelamatan dengan menggunakan alat peringatan dini.

“Memang penting memasang alat peringatan dini. Tetapi setelah itu lebih penting lagi masyarakat belajar bagaimana menggunakan alat tersebut,” terangnya.(ats)

Share
Leave a comment