Melemahnya Rupiah, Jokowi: Tak Perlu Terlalu Khawatir

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo

TRANSINDONESIA.CO – Meski nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah akhir-akhir ini, sebenarnya dari sisi fundamental ekonomi Indonesia tidak banyak hal yang perlu dikhawatirkan. Pelemahan nilai tukar  terjadi hampir di semua negara.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo  saat memimpin Rapat Terbatas bidang Perekonomian di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

“Kita melihat bahwa sebetulnya negara kita kalau dibandingkan dengan Jepang, Malaysia, apalagi dengan Rusia, kita berada pada posisi yang masih sangat baik,” kata Jokowi.

Presiden mengatakan, kondisi ini justru menjadi kesempatan (menguatnya mata uang dolar AS) harusnya bagi industri untuk terus didorong. “Harus diberikan insentif agar industri-industri yang berorientasi ekspor itu bisa lebih cepat sehingga bisa mengambil keuntungan dari posisi pelemahan nilai rupiah ini,” ujarnya.

Jokowi mengatakan, ingin satu pikiran dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar pelemahan rupiah ini tidak ditanggapi dengan sebuah kecemasan atau kekhawatiran yang amat sangat.

“Semua negara mengalami ini, dan jangan dibandingkan dengan 1997 dan 1998 karena keadaannya memang berbeda. Saya mengalami sendiri saat itu,” ujar Jokowi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seiring dengan pelemahan mata uang negara-negara lain, nilai tukar rupiah sejak beberapa hari terakhir mengalami pelemahan. Terakhir, pada perdagangan kemarin menurus kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah tercatat Rp 12.900 terhadap dolar AS.(pi/met)

Share