TRANSINDONESIA.CO – Subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia harus segera dicabut. Namun, hingga kini pemerintah belum menunjukkan tanda-tanda akan dicabutnya subsidi bbm tersebut.
Menurut Direktur Riset Katadata Heri Susanto ada beberapa alasan mengapa subsidi BBM harus segera dicabut, sekaligus mengakhiri era BBM murah.
“Pertama,dibanding negara Asia lainnya, Indonesia merupakan negara yang paling boros subsidi,” kata dia dalam diskusi yang bertema “Arah Kebijakan Subsidi BBM Pemerintahan Baru” di Warung Daun Cikini, Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Heri menyebut, 19 persen APBN Indonesia digunakan untuk subsidi energi. Itu merupakan suatu pemborosan. Yang kedua adalah murahnya harga BBM membuat konsumsinya menjadi meningkat. Akibatnya, terjadi defisit pada neraca pembayaran.
“Konsumsi yang meningkat ini tidak dibarengi dengan produksi. Akibatnya kita harus impor bbm, dan menyebabkan neraca perdagangan kita menjadi defisit,” ungkapnya.
Alasan yang ketiga adalah harusnya masyarakat mulai menyadari Indonesia bukanlah negara yang kaya minyak. Cadangan minyak di Indonesia saat ini hanya 3,7 miliar barel. Dengan produksi rata-rata 800 ribu barel per hari, cadangan tersebut hanya cukup untuk 12 tahun.
“Alasan selanjutnya adalah penyaluran BBM bersubsidi saat ini tidak tepat. Lebih dari 53 persen dari total subsidi BBM Rp210 triliun pada 2013 dinikmati oleh kendaraan pribadi,” ungkapnya.
Dan alasan yang terakhir adalah Indonesia saat ini bukan lagi negara net eksportir minyak, melainkan net importir minyak.
“Ini bisa dilihat dari produksi minyak yang terus menurun dan konsumsi melonjak,” tutup dia.(okz/met)