Dengan Bahasa Indonesia, Obama Puji Kepemimpinan SBY

Presiden SBY menyampaikan pidato pada Forum Indonesia`s Reducing Emission form Deforestration and Degradation (REDD+) di Markas PBB, New York, AS, Rabu (24/9/2014) siang waktu setempat.(pri)
Presiden SBY menyampaikan pidato pada Forum Indonesia`s Reducing Emission form Deforestration and Degradation (REDD+) di Markas PBB, New York, AS, Rabu (24/9/2014) siang waktu setempat.(pri)

TRANSINDONESIA.CO – Setelah setahun memimpin Open Government Partnership (OGP), Indonesia menyerahkan posisi tersebut kepada Meksiko. Yang menarik, Presiden AS Barack Obama turut memberikan penghargaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara pribadi maupun kepada Indonesia.

“Selamat, Bapak,” kata Presiden Obama dalam bahasa Indonesia. “Saya memuji kepemimpinan anda dalam membawa Indonesia menuju transisi demokrasi,” Obama menambahkan dalam bahasa Inggris.

Serah terima posisi Ketua OPG dari Indonesia kepada Meksiko dilakukan dalam acara High Level Meeting OPG Event di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (24/9/2014) sore waktu setempat atau Kamis (25/9/2014) pagi di Indonesia. Selain Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto dan Presiden Obama, hadir beberapa kepala negara dan pemerintahan.Tampak pula Ketua Utama Organisasi Masyarakat Sipil Rakesh Rajani dan Suneeta Kaimal.

Di akhir masa kepemimpinan Indonesia, Tunisia dan Perancis masuk menjadi anggota. Presiden SBY menyambut gembira kehadiran dua negara tersebut, juga kepada negara-negara lain yang telah menyatakan siap bergabung.

“Datang dan bergabunglah bersama kami, berbagi pengalaman yang menyegarkan dan bebas, dengan semangat transparansi dan keterbukaan,” ujar Presiden SBY.

Perkembangan OGP sejak didirkan tiga tahun lalu sangat pesat. OGP telah menjadi gerakan global dari 64 negara dan 200 organisasi masyarakat madani. Indonesia bangga telah memimpin setahun ini. Indonesia merupakan salah satu dari delapan negara perintis OGP, tujuh negara lainnya adalah Brasil, Indonesia, Meksiko, Norwegia, Filipina, Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat.

Sebagai pengakuan atas pentingnya partisipasi masyarakat, pertemuan ini memilih tema ‘Citizen Action, Responsive Government’. Tema ini sejalan dengan pandangan bersama pada Konferensi OGP Regional Asia Pasifik, Mei 2014, di Bali.

“Di Bali, kami sepakat bahwa keterbukaan merupakan bentuk pemberdayaan. Keterbukaan memang memberdayakan masyarakat sipil untuk menjadi mitra pemerintah dalam proses pembangunan,” SBY menjelaskan.

Sebelumnya, Ketua UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan) Kuntoro Mangkusubroto menjelaskan, OGP merupakan inisiatif multilateral. Tujuannya adalah mengamankan komitmen negara-negara sedunia untuk mempromosikan transparansi, meningkatkan partisipasi publik, melawan korupsi, dan meningkatkan penggunaan teknologi baru untuk membuat pemerintah lebih terbuka, efektif, dan terjaga akuntabilitasnya.(pri/sof)

Share