3 Jenazah WNA Masih di RS Sanglah Bali

rs-sanglah-baliInstalasi rawat darurat RS Sanglah Denpasar, Bali.(dok)

 

TRANSINDONESIA.CO – Sebanyak tiga jenazah warga negara asing di ruang Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, hingga kini belum diambil oleh pihak keluarga.

“Tiga jenazah tersebut berasal dari Amerika Serikat, Jerman, dan Autralia,” kata Kepala Bagian Staf Medik Fungsional Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit SpF, di Denpasar, Bali, Rabu (23/7/2014)

Tiga jenazah tersebut adalah John Doglas dari Amerika Serikat, Heike Barsch (46) dari Jerman, dan Christoper Paul Mikinon (43) dari Autralia.

“Besok ada satu jenazah yang akan diambil oleh pihak keluarga dari Australia,” ujarnya.

Menurut dia, dua jenazah warga negara asing lainnya sudah dikonsultasikan oleh masing-masing konsulat untuk sesegera mungkin dapat memulangkan ke negara asalnya.

“Saat kami kontak ke masing -masing konsulat tersebut hanya mengatakan sedang dikoordinasikan kepada pihak keluarga korban,” ujarnya.

Selain itu, untuk tetap menjaga kondisi jenazah tetap utuh, pihaknya mengusahakan tubuh jenazah tersebut tetap diawetkan.

“Ada dua kriteria jenazah yang kami awetkan di IKJ,” ujarnya.

Ia menjelaskan dua kriteria tersebut yakni jenazah yang berstatus menjadi barang bukti dan tidak.

“Kalau yang berstatus barang bukti biasanya ada surat permintaan dari penyidik untuk dilakukan autopsi atas persetujuan keluarga,” ujarnya.

Sedangkan yang tidak berstatus barang bukti, lanjut dia, jenazah meninggal karena sakit saat menjalani perawatan di RSUP Sanglah.

“Jenazah ini yang tidak kami lakukan autopsi,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa per tahunnya rata-rata jenazah yang tidak diambil mencapai tiga orang.

“Untuk biaya penitipan jenazah di pendopo mencapai Rp500 ribu per hari berbeda dengan WNI yang hanya dikenakan biaya Rp150 ribu per harinya,” ujarnya.

Menurut dia, apabila setiap tahun ada tiga jenazah tidak diambil dalam jangka waktu yang cukup lama, maka IKJ RSUP Sanglah akan mengalami kerugian.

Dari hasil autopsi yang telah dilakukan oleh tim forensik RSUP Sanglah terhadap jenazah korban, pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Meurut dia, kemungkinan jenazah meninggal akibat sakit karena saat dilakukan autopsi menemukan pada bagian paru-paru korban mengalami pembengkakan.

“Untuk itu penyebab kematian jenazah belum dapat dipastikan dan masih menunggu hasil laboratorium histologi yang sudah dikirim tadi pagi,” ujarnya.

Alit mengatakan kemungkinan hasil laboratorium tersebut akan keluar setelah Hari Raya Idul Fitri atau kurang lebih sepuluh hari dari sekarang. (ant/oki)

Share