Pesanggrahan Pelabuhan Ratu, Istana Kepresidenan yang Tak Terkenal

Pesanggrahan-Pelabuhan-RatuPesanggrahan Pelabuhan Ratu yang berlokasi di Desa Citepus, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Jika ditanya ada berapa Istana Kepresidenan yang ada di Indonesia, umumnya jawaban yang dilontarkan adalah lima, yaitu Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Cipanas, Istana Yogyakarta, dan Istana Tampaksiring.

Namun sebenarnya, ada satu lagi Istana Kepresidenan yang jarang atau bahkan tidak pernah disebut. Tempat itu adalah Pesanggrahan Pelabuhan Ratu.

Istana ini memang kurang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia karena memang sangat jarang digunakan, termasuk juga oleh sang penggagasnya, Presiden Soekarno. Karena fungsi utama bangunan ini memang dikhusususkan sebagai tempat peristirahatan, maka fasilitas yang ada di bangunan ini pun boleh dibilang sederhana bila dibandingkan dengan Istana Kepresidenan lainnya.

Sama halnya dengan Pesanggrahan ini, Istana Kepresidenan lainnya – selain Istana Kepresidenan Jakarta – juga umumnya difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Bedanya, keempat istana itu memiliki fasilitas yang memadai dan sangat kondusif apabila ketika sedang beristirahat Presiden tetap ingin menggelar aktifitas kenegaraannya. Seperti yang sering dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pesanggrahan ini berdiri di atas lahan seluas 1500 meter persegi dan berlokasi di Desa Citepus, Pelabuhan Ratu ini. Apabila dilihat dari arah pintu masuk, rumah peristirahatan ini terlihat seperti bangunan berlantai satu. Namun, apabila dilihat dari arah laut, memiliki tiga lantai. Lantai paling atas disebut dengan Ruang Atas. Ruang ini terdiri dari ruang tamu dan ruang tidur yang berdinding kaca. Sedangkan di lantai dua adalah Ruang Bawah yang terdiri dari ruang makan tamu dan ruang kesenian. Dan lantai dasar yang merupakan ruang paling bawah terdiri dari dapur dan ruang pelayanan.

Pantai Pelabuhan Ratu sendiri terkenal karena merupakan perpaduan antara pantai yang curam dan landai, hempasan ombak serta hutan cagar alam. Mungkin karena lokasinya yang menjorok ke pantai inilah yang menarik perhatian Presiden Pertama RI Soekarno untuk menggagas pembuatan pesanggrahan ini.

Ketika Presiden Soekarno dan Ibu Hartini sedang meninjau proyek Hotel Samudera Beach di Pelabuhan Ratu pada tahun 1954, mereka mampir di bungalow yang diberi nama Vaya Con Dios dan Hawaii. Begitu melihat lahan yang dimiliki Mayor Mantiri ini, Bung Karno langsung tertarik dan berkeinginan untuk membelinya. Tapi sayang, sang pemilik tak ingin menjualnya. Namun akhirnya Vaya Con Dios ini dilepas oleh pemiliknnya setelah Presiden Soekarno menawarkan “tukar guling” dengan lahan yang berseberangan dengan bungalow miliknya tersebut.

Menjelang matahari terbenam, Pesanggrahan buah karya tangan dingin R. M. Soedarsono dan F. Silaban ini merupakan lokasi terbaik yang terletak di sepanjang pantai Pelabuhan Ratu untuk melihat bentangan lautan dan langit biru.

Rumah peristirahatan ini seolah-olah berada di tengah lengkung garis teluk yang dibingkai dengan pegunungan Jampang Kulon di sebelah Timur, dan pegunungan Cibareno di sebelah barat. Terdapat juga semacam anjungan pada Ruang Atas dan Ruang bawah, untuk berdiri memandang lautan lepas dan menikmati pesona terbenamnya matahari.(presidenri/sof)

Share