Siswa SMK Tewas Korban Kebrutalan Geng Motor

TRANSINDONESIA.CO – Dwi Melianingsih, siswa SMKN 2 Batam, akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama 15 hari di rumah sakit akibat dianiaya dan dirampok anggota geng motor hingga luka parah.

Dwi meninggal setelah pada Senin pagi kondisinya melemah dan kembali masuk ruang perawatan intensif (ICU) diduga akibat tiga luka tusukan di perut kirinya. Saat awal menjalani perawatan pascapenusukan, Dwi juga dirawat sekitar enam hari di ICU.

“Dwi kembali kritis dan masuk ICU hingga akhirnya diketahui meninggal. Mungkin akibat luka dalam tiga tusukan itu,” kata sahabat korban, Ita di rumah duka Perumahan Legenda Malaka Batam, Senin (9/6/2014).

Suasana rumah duka nampak ramai oleh teman-teman Dwi yang ingin melayat. Ahmad dan Juminem, orang tua korban juga nampak syok berat.

Dwi, mengakami penganiayaan oleh D anggota geng motor Ganas Nekad Sadis (Ganesa) di Kawasan Tanjunguma Batam, Kepulauan Riau. D diketahui merampas dan menganiaya korban untuk balas budi pada pimpinan geng motor dimana ia menjadi anggotanya.

Polisi sudah menangkap D dan pimpinan geng motor tersebut H. Keduanya ditangkap secara terpiasah beberapa waktu lalu.

Kapolsek Lubuk Baja Kota Batam, Kompol Aris Rusdianto membenarkan meninggalnya Dwi pada Senin siang.

“Karena korban meninggal, pasal yang dikenakan pada mereka akan berubah dengan hukuman semakin berat,” kata dia.

D, selaku eksekutor sebelumnya dikenakan pasal 351 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Sementara H sebagai penyuruh dikenai pasal 365 junto 480 junto 55 KUHP.

“Dengan kasus ini kami akan berantas geng motor di Kota Batam yang sudah sering membuat onar dan mengakibatkan korban meninggal,” kata Aris.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Riki Syolihin mengatakan banyaknya pelajar yang menjadi anggota geng motor dan berbuat onar hingga mengakibatkan korban meninggal akibat dari sistem pendidikan salah.

“Sistem pendidikan cenderung membuat anak-anak liberal. Mereka merasa bebas melakukan apapun sesuai keinginannya, meski itu berlawanan dengan dengan niali-nilai pendidikan,” kata dia.

Keberadaan geng motor di Batam sudah dianggap meresahkan oleh masyarakat. Mereka sering bernuat onar bahkan melakukan perampokan dan penganiayaan meski rata-rata anggota geng motor masih berusia sekolah.

“Polisi juga harus bertindak tegas dan memberantas geng motor untuk menciptakan rasa aman di masyarakat,” kata Riki.(ant/ful)