Pembangunan RS Aceh Melalui Skema Pinjaman Lunak Bisa Jadi Contoh

masjid-raya-bairturahman-banda-acehMasjid Raya Aceh.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Konsep ‘unik’ pembangunan rumah sakit di Aceh diharapkan bisa jadi contoh bagi pemerintah daerah lainnya. RS tersebut dibangun oleh Pemprov Aceh dengan pinjaman lunak (soft loan) dari Pemerintah Jerman, yang dana pendampingnya akan ditanggung oleh daerah, tanpa membebani APBN.

“Ini bisa dilakukan untuk daerah-daerah dengan nilai pemasukan yang tinggi,” kata Menko Perekonomian Chairul Tanjung pada bagian lain keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/6/2014), seusai rapat terbatas kabinet yang dipimpin Presiden SBY.

Sementara itu, menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengusulkan untuk membangun dua unit RS rujukan provinsi, lima unit RS regional/wilayah, 11 RS kabupaten/kota dengan total biaya 118 juta Euro.

“Ini yang kemudian hasil dari kajiannya berupa pinjaman 78 juta, dana pendamping 40 juta, dan ada hibah sebesar 3,7 juta Euro. Mekanisme pinjamannya adalah SLA (subsidiary loan agreement), yaitu pinjaman diteruskan kepada pemerintah daerah, tidak lewat Kementrian Kesehatan tetapi melalui Pemerintah Provinsi Aceh,” Armida menjelaskan, dalam keterangan pers bersama Menko Perekonomian.

Presiden SBY, lanjut Armida, meminta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) untuk memastikan pinjaman ini dapat menggunakan soft loan, mengingat skema yang ditawarkan adalah promotional loan. “Apakah ini bisa atau tidak soft loan, tentu ada syarat yang harus kami follow up,” ujar Menteri Armida.(pri/yan)

Share